Thailand Persiapkan Kedatangan Pengungsi Myanmar
Thailand telah menyiapkan area pengungsian bagi warga negara bagian Karen, Myanmar
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, mengatakan pemerintahnya sedang mempersiapkan potensi banjir pengungsi dari negara tetangga Myanmar, Senin (29/3). Tindakan terbaru junta mengerahkan serangan udara ke negara bagian Karen membuat 3.000 ribu warga Myanmar menyeberang ke Thailand pada Ahad (28/3).
"Kami tidak ingin eksodus ke wilayah kami, tetapi kami juga akan memperhatikan hak asasi manusia," kata Prayuth kepada wartawan ketika ditanya tentang kekerasan akhir pekan di Myanmar selama demonstrasi anti-kudeta.
Mantan junta Thailand ini pun mengaku tidak bisa memprediksi jumlah warga negara tetangga yang dapat ditampung. Namun, pemerintah telah menyiapkan area pengungsian.
"Berapa banyak pengungsi yang diharapkan? Kami telah menyiapkan area, tetapi berapa banyak, kami tidak membicarakannya," ujar Chan-ocha.
Organisasi Perempuan Karen melaporkan, militer Myanmar melancarkan serangan udara di lima wilayah di distrik Mutraw, dekat perbatasan, termasuk kamp pengungsian. "Saat ini, penduduk desa bersembunyi di hutan karena lebih dari 3.000 orang menyeberang ke Thailand untuk berlindung," kata sebuah pernyataan dari kelompok itu.
Serangan udara adalah serangan paling signifikan selama bertahun-tahun di wilayah tersebut. Serikat Nasional Karen atau kelompok yang menguasai wilayah itu telah menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 2015 tetapi ketegangan meningkat setelah militer menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.