Jokowi Minta Tambahan Personel untuk Evakuasi Korban Siklon

Permintaan ini karena proses pencarian dan penyelamatan korban belum rampung.

Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo.
Rep: Sapto Andika Candra Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan BNPB, Basarnas, TNI, dan Polri untuk memaksimalkan potensi personel untuk membantu proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban banjir akibat siklon tropis Seroja di NTT dan NTB. Permintaan presiden ini menyusul fakta di lapangan bahwa proses pencarian dan penyelamatan korban belum rampung. 

Baca Juga


Petugas gabungan masih terus berupaya menemukan korban hilang dan menyelamatkan penyintas yang ditemukan. "Kerahkan tambahan personel SAR sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak, termasuk wilayah terisolir, dan berbagai gugus pulau di NTT. Di Pulau Alor, Pulau Pantar, dan pulau-pulau lainnya," kata Presiden Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas, Selasa (6/4). 

Jokowi juga meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk mengerahkan alat berat ke lapangan untuk membantu proses pencarian dan penyelamatan korban. Tak hanya itu, Jokowi juga meminta pembukaan jalur udara dan laut untuk mendatangkan logistik, tenaga medis, dan bantuan lain yang diperlukan. 

"Jika jalur darat masih sulit ditembus, saya juga minta agar dipercepat pembukaan akses melalui laut atau udara," kata presiden. 

Per Senin (5/4) kemarin, korban meninggal akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi di Nusa Tenggara Timur mencapai 84 orang. Dengan penambahan dua orang di Nusa Tenggara Barat (NTB), maka total menjadi 86 jiwa dan sementara puluhan orang masih dalam pencaharian hingga Senin malam.

Jumlah itu akan terus bergerak mengingat hingga saat ini tim gabungan baik BNPB, TNI, Polri, dan BPBD setempat masih melakukan upaya pencaharian. BNPB juga akan menerjunkan tiga helikopter untuk mempermudah proses evakuasi dan distribusi logistik di wilayah yang terisolir. Apabila masih kurang, helikopter dari TNI dan Polri siap diterjunkan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler