Laba Samsung Diperkirakan Naik 44 Persen pada Kuartal I 2021
Prediksi kenaikan laba Samsung tak mampu mendongkrak harga sahamnya.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Samsung Electronics Co Ltd pada hari Rabu mengatakan, laba kuartal pertama kemungkinan naik 44 persen. Perkiraan tersebut melihat lonjakan cepat penjualan smartphone dan televisi atau TV, meski dipengaruhi oleh penurunan pendapatan chip, setelah badai yang menghentikan produksi di Amerika Serikat (AS).
Raksasa teknologi asal Korea Selatan itu memperkirakan, laba operasi januari sampai Maret sebesar 9,3 triliun won atau 8,32 miliar dolar AS. Angka itu sesuai perkiraan analis rata-rata tertimbang dari Revinitiv SmartEstimate.
Kemudian, pendapatan kemungkinan naik 17 persen dari periode sama tahun sebelumnya menjadi 65 triliun won. Samsung rencananya merilis pendapatan rinci pada akhir bulan ini.
Harga saham Samsung diperdagangkan turun 0,4 persen setelah rilis versus kenaikan 0,2 persen pada benchmark KOSPI. Saham telah naik sekitar 6,2 persen sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan 8,8 persen KOSPI.
Analis mengatakan, divisi seluler Samsung kemungkinan melihat laba operasi melonjak dari 1 triliun won lebih menjadi sekitar 4,15 triliun won. Menurut penyedia Riset Counterpoint, pelonjakan itu setelah seri smartphone andalannya, Galaxy S21 terjual lebih banyak dibandingkan versi sebelumnya, dengan margin dua banding satu dalam enam pekan sejak peluncurannya pada Januari.
Dilansir Reuters pada Rabu (7/4), Counterpoint mengatakan, harga awal yang lebih rendah untuk flagship, membantu penjualan pembuat smartphone terbesar di dunia, selama kuartal tersebut. Galaxy S21 dihargai 200 dolar AS lebih rendah dari S20.
Pada divisi chip, analis mengatakan laba kemungkinan turun 20 persen menjadi 3,6 triliun won. Sebab biaya peningkatan produksi dalam negeri serta kerugian di pabrik Texas menyusul penghentian pertengahan Februari, mengumpulkan manfaat dari permintaan kuat.
Rekan chip memori AS Micron Technology Inc pada bulan lalu memperkirakan pendapatan kuartal ketiga di atas perkiraan analis. Sebab, meningkatnya permintaan yang disebabkan oleh pergeseran global ke pekerjaan jarak jauh.
Data dari TrendForce menyebutkan, harga chip DRAM yang banyak digunakan di laptop dan perangkat komputasi lainnya naik 5,3 persen pada Januari sampai Maret dari tiga bulan sebelumnya. Analis memperkirakan, tren itu akan berlanjut karena kekurangan chip global memacu pembeli menambah pasokan.
"Harga kemungkinan akan naik lebih lanjut pada kuartal saat ini. Hal itu karena permintaan kuat untuk server," kata analis Park Sung-soon dari Cape Investment & Securities.
Para analis pun memperkirakan, keuntungan dalam bisnis pesawat televisi dan peralatan rumah tangga Samsung kemungkinan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar 1 triliun won. Peningkatan tersebut dipengaruhi permintaan rumah tinggal yang terus berlanjut.