Impor Minyak Maret Naik, Pertamina: Konsumsi BBM Naik

Konsumsi BBM pada Maret tahun ini mengalami kenaikan hingga 18 persen dari Februari.

ANTARA/Ahmad Subaidi
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di Pertashop (Pertamina Shop) Desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Ahad (28/3). Pertamina menyebutkan konsumsi BBM pada Maret tahun ini mengalami kenaikan hingga 18 persen.
Rep: Intan Pratiwi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan impor minyak pada Maret 2021 74,7 persen dibandingkan Februari 2021. Ternyata, kenaikan impor minyak ini karena adanya perbaikan konsumsi BBM.


Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan jika dilihat dari nilai, memang ada kenaikan dari Maret 2020 ke Maret 2021. Hal ini, kata Nicke, karena harga minyak dunia mengalami kenaikan yang cukup tajam dari Maret 2020 dibandingkan Maret 2021. Hal inilah yang membuat angka impor Maret 2021 mengalami peningkatan nilai.

"Hanya saja secara volume, impor BBM kami memang turun pada Maret tahun ini dibandingkan Maret tahun lalu. Kenaikan ini disebabkan oleh harga BBM global di tahun 2021 mengalami kenaikan yang lebih tinggi," ujar Nicke kepada Republika.co.id, Senin (19/4).

Namun, memang kata Nicke ada kenaikan impor BBM dari Februari tahun ini ke Maret tahun ini. Nicke menjelaskan ada kenaikan konsumsi BBM di Maret tahun ini bahkan mencapai 18 persen.

"Februari ke Maret tahun ini memang ada kenaikan konsumsi BBM sekitar 17-18 persen," ujar Nicke.

BPS mencatat, total volume impor BBM RON 88 berada di angka 622,12 ribu ton pada Maret. Angka ini naik dari realisasi impor BBM RON 88 pada Februari di angka 412,05 ribu ton.

Sedangkan untuk BBM RON 90-97, juga terjadi kenaikan. BPS mencatat, kenaikan impor BBM RON 90-97 mengalami peningkatan sebesar 54,87 persen. Dari 452,53 ribu ton pada Februari naik menjadi 700,84 ribu ton pada Maret 2021.

"Secara month to month, impor migas naik 74,74 persen dan year on year impor migas naik 41,87 persen. Impor RI naik positif sejak Februari dan sekarang kenaikannya jauh lebih tinggi," tutur Suhariyanto, Kepala BPS pekan lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler