Filipina Mulai Uji Klinis Sejumlah Obat untuk Covid-19
Filipina melakukan uji klinis ivermectin, yang diketahui sebagai obat anti-parasit.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: part
Filename: amp/berita_amp.php
Line Number: 67
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: serial
Filename: amp/berita_amp.php
Line Number: 82
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: search
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 2070
REPUBLIKA.CO.ID, MANILA — Filipina akan memulai uji klinis beberapa obat untuk pasien dengan infeksi virus corona jenis baru (COVID-19). Diantara obat yang diyakini dapat melawan penyakit wabah ini adalah ivermectin, yang diketahui sebagai obat anti-parasit.
Beberapa politisi di Filipina telah mulai mempromosikan penggunaan ivermectin untuk COVID-19 dan memberikan secara gratis. Messi demikian, regulator makanan dan obat-obatan negara tersebut telah memperingatkan penggunaan ini mungkin dapat tidak efektif. Sebab, kurangnya bukti obat tersebut sebagai pengobatan infeksi virus corona jenis baru.
“Uji klinis untuk ivermectin, yang dapat berlangsung selama enam bulan, akan memberi kami perkiraan yang lebih dapat diandalkan tentang efek invermectin sebagai agen anti-virus pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang,” ujar Menteri Sains dan Teknologi, Fortunato Dela Pena, dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Selasa (20/4).
Filipina menghadapi gelombang wabah COVID-19 terburuk di Asia. Negara itu saat ini sedang berjuang melawan lonjakan kasus. Vaksinasi telah dilakukan, di mana 1,3 juta orang di negara itu sejauh ini telah mendapatkan vaksin dari total secara keseluruhan 108 juta orang.
Tablet Ivermectin telah disetujui untuk mengobati beberapa yang disebabkan cacing dan untuk penggunaan hewan pada hewan untuk parasit. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan lalu merekomendasikan untuk tidak menggunakan ivermectin pada pasien COVID-19 kecuali untuk uji klinis, karena kurangnya data yang menunjukkan manfaatnya.
Sementara itu, Dela Pena mengatakan Pemerintah Filipina telah menyetujui uji klinis formulasi baru metilprednisolon, steroid, dan melatonin, sebagai pengobatan untuk COVID-19. Uji coba suplemen herbal dari tanaman tawa-tawa yang dikenal dapat mengatasi demam berdarah juga dilakukan, menambah daftar pilihan obat untuk penyakit wabah ini.
Bahkan, minyak kelapa murni (virgin coconut oil) menjadi salah satu bahan alami yang diujicoba untuk pasien COVID-19 dengan gejala parah.
“Kami mencoba beberapa obat. Ini mungkin bukan vaksin, tapi berpotensi mempercepat pemulihan,” jelas Dela Pena.
Filipina telah mencatat lebih dari 945.745 kasus COVID-19 dan l16.048 kematian hingga Selasa (20/4). Ini menjadikannya sebagai negara dengan tingkat kasus tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia.