Sasar Segmen Baru, BCA Kaji Pengembangan Pay Later
Fasilitas pay later bisa dipakai untuk mereka yang belum punya kartu kredit.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana mengembangkan layanan cicilan tanpa kartu kredit atau pay later. Langkah tersebut dilakukan untuk memperluas segmen pasar perseroan.
"Untuk pay later sendiri merupakan segmen baru. BCA sedang mengamati kemungkinan produk ini akan kita lakukan," kata Direktur BCA, Santoso Liem, dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/4).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, kehadiran pay later di industri keuangan bukanlah menjadi saingan perbankan yang memiliki produk kartu kredit. Pengguna pay later justru merupakan pasar baru yang bisa digarap oleh para pelaku bisnis.
Menurut Jahja, layanan pinjaman online tersebut bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang belum terjangkau fasilitas perbankan. Hal tersrbut sejalan dengan penggunaan kartu kredit yang masih belum merata di Indonesia.
"Belum semua orang punya kartu kredit, sehingga pay later ini banyak juga dipakai untuk mereka yang belum punya kartu kredit," tutur Jahja.
Secara umum, Jahja mengakui, aktivitas bisnis yang belum pulih sepenuhnya menyebabkan fasilitas kredit perseroan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Adapun total kredit BCA di akhir Maret 2021 terkoreksi menjadi Rp 586,8 triliun.
Sementara itu, saldo outstanding kartu kredit perseroan turun 10,2 persen yoy menjadi Rp 11,1 triliun.