16 Tahun, Pria ini tak Nikmati Ramadhan Bersama Keluarga

Terakhir bertemu keluarganya terjadi pada November 2020.

ist
Ramadhan
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pengemudi mobil Ambulans di Dubai Uni Emirat Arab (UEA), Mujeeb Narimaddakkal, meninggalkan kampung halamannya di India untuk merantau ke Dubai pada 16 tahun yang lalu. Sejak itulah ia belum pernah menikmati bulan suci Ramadhan bersama keluarga.

Baca Juga


Bagi pria 42 tahun dan teknisi medis darurat (EMT) di Aster DM Healthcare itu, pekerjaan adalah prioritas utama. Sebelumnya dia bekerja di sektor transportasi dan juga melakoni pekerjaan administrasi. Kemudian, tepat pada tiga tahun lalu, ia beralih pekerjaan menjadi bagian dari tim tanggap darurat Rumah Sakit Aster di Mankhool, setelah mengikuti pelatihan.

"Cuti tahunanku selalu bentrok dengan rekan-rekan kerja yang lain, sehingga saya tidak merayakan Ramadhan dengan keluarga selama lebih dari 16 tahun sampai sekarang," kata Mujeeb sebagaimana dilansir dari Khaleej Times, Selasa (27/4).

Ayah dari tiga anak perempuan itu mengatakan, ini adalah Ramadhan kedua yang dijalani di tengah pandemi Covid-19. Baginya, Ramadhan kedua saat pandemi ini sungguh berbeda dari tahun lalu.

 

 

Saat ini, setiap hari Mujeeb mengangkut dua hingga tiga pasien darurat dari rumah mereka ke rumah sakit selama giliran kerjanya. Sedangkan, selama puncak peraturan Covid-19 antara akhir Maret dan Mei pada 2020, ia mengangkut setidaknya 20 pasien ke rumah sakit per giliran.

"Kami bekerja selama 12 jam tanpa henti dan mengangkut setidaknya 20 pasien saat itu. Saya hanya akan memakai perlengkapan APD dan memulai hari saya. Saya akan melepasnya hanya ketika hari itu berakhir. Makan dengan APD sangat menantang," katanya.

Selama bekerja, Mujeeb biasa berbuka puasa hanya dengan dua botol air dan beberapa butir kurma yang disimpan di ambulans. "Aku hanya makan kurma, minum air, terus jalan lagi. Aku tak punya waktu yang cukup untuk makan. Lagi pula aku kadang-kadang dapat makanan juga saat mengantar pasien karantina ke hotel," jelasnya.

Otoritas kesehatan akan memberinya lokasi pasien yang sakit kritis. Lalu Mujeeb langsung bergegas menyelamatkan mereka. Durasi per giliran kerja yaitu dari jam 9 pagi sampai jam 5.30 sore. Untuk giliran malam, yakni dari jam 5 sore sampai 1.30 pagi.

 

 

"Biasanya, pekerjaan tidak berakhir pada shift malam karena kami masih menerima panggilan. Jika ada keadaan darurat, kami harus segera ke pasien dan membawanya ke rumah sakit," kata dia.

Mujeeb tinggal bersama beberapa rekan kerja dan temannya di dekat rumah sakit. Pada Ramadhan kali ini, pria asli Malappuram itu rata-rata hanya menerima dua hingga tiga pasien per giliran kerja. Tentu ini perubahan besar karena jumlah kasus Covid-19 telah berkurang signifikan.

"Jumlah kasus yang kami lihat sangat rendah," kata Mujeeb.

Menariknya, meski sudah habis-habisan sebagai pahlawan di garda terdepan, Mujeeb tidak pernah tertular Covid-19. "Untungnya, itu belum terjadi. Saya sudah divaksin juga," tuturnya. 

 

Namun bukan itu yang dipikirkan Mujeeb selama Ramadhan ini. Dia lebih merindukan sanak famili di India sana. "Rinduku pada mereka tentu saja selalu ada. Aku kangen sama makanan rumahan bikinan ibuku, dan cemilan samosa dan pisang goreng. Enak banget rasanya," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler