Permintaan Kue Lebaran Meningkat di Pekanbaru
Pekan kedua bulan Ramadhan ini sudah memproduksi 350 toples kue rayo
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan "kue rayo" atau kue lebaran di Pekanbaru, mengalami peningkatan meski di tengah kondisi pandemi covid-19.
"Pandemi ini sudah berlangsung sejak tahun 2020 lalu. Awalnya saya pikir ekonomi akan susah, berimbas ke permintaan kue. Tapi ternyata penjualan masih stabil, bahkan ada peningkatan," kata Reno Sari, pemilik usaha kue Lebaran Dapur Sachi di Kota Pekanbaru, Rabu (28/4).
Usaha kue rayo tersebut berawal dari hobi memasak Reno sejak enam tahun lalu. Dapur Sachi adalah salah satu dari pengusaha kue Lebaran musiman yang memasak dari dapur rumah, dan aktif setahun sekali guna memanfaatkan momen Idul Fitri.
Usaha mikro ini tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.Ia mengatakan permintaan kue rayo pada Lebaran tahun lalu justru meningkat, yakni dari biasanya berkisar 200 hingga 300 toples, menjadi 500 toples.
Bisnis kue rumahan banyak mengandalkan promosi dari mulut ke mulut."Untuk kue rumahan sebenarnya selain rasa dan kualitasnya, yang jadi faktor orang mau membeli adalah karena kemasannya yang menarik. Tahun lalu ketika saya mengganti pakai toples yang isinya lebih banyak, permintaan langsung meningkat," katanya.
Ia mengatakan hingga pekan kedua bulan Ramadhan ini sudah memproduksi 350 toples kue rayo. Targetnya Lebaran tahun ini bisa terjual hingga 500 toples.
"Sejauh ini kita sudah produksi 350 toples dan masih berlanjut. Target 500 (toples) ke atas," ujarnya.
Jenis kue yang paling laris adalah Crunchy Nestum, kemudian Nastar dan Almond Rokes. Salah satu kue rayo yang unik dari Dapur Sachi adalah Nastar yang tahan banting. Reno menunjukan kue mungil berisi nanas itu tetap utuh saat dibanting-banting ke loyang, namun di dalam tetap lembut.
"Nastar ini tahan banting, tapi langsung lumer begitu di dalam mulut," katanya.
Ia mengatakan hanya menggunakan bahan baku terbaik kelas premium untuk membuat kue rayo. Karenanya, harga jualnya relatif lebih tinggi berkisar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per toples.
Meski begitu, permintaan kue rayo tersebut tetap tinggi sehingga ia bisa mempekerjakan empat orang sebagai asisten.
"Pembelinya mulai dari kawan-kawan sendiri di Pekanbaru dan kini juga sudah mulai bertambah konsumennya setelah kita mulai aktif promosi dengan media sosial instagram," kata Reno.