Fauci: Vaksin Covaxin Bisa Netralkan 617 Varian Covid-19

Covaxin memiliki kemanjuran 78 persen pada uji coba tahap ketiga.

EPA
Tenaga kesehatan memegang botol vaksin produksi Bharat Biotech, COVAXIN.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI -- Covaxin, vaksin COVID-19 yang dibuat sendiri di India diklaim mampu menetralkan 617 varian virus mematikan tersebut. Kabar ini disampaikan kepala penasihat medis Gedung Putih dan pakar pandemi top Amerika, Anthony Fauci.

"Ini adalah sesuatu di mana kami terus mengumpulkan data setiap hari. Tetapi data terbaru, melihat yang sembuh dari kasus COVID-19 dan orang yang menerima vaksin yang digunakan di India, Covaxin ternyata bisa menetralkan 617 varian," kata Fauci dilansir dari Indiatvnews pada Rabu (28/4).

"Terlepas dari kesulitan nyata yang kita lihat di India, vaksinasi bisa menjadi penangkal yang sangat, sangat penting untuk melawan ini," tambah Fauci.

The New York Times pada Selasa  mengatakan Covaxin bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan untuk membuat antibodi terhadap virus corona SARS-CoV-2. Antibodi menempel pada protein virus, seperti yang disebut protein lonjakan yang menempel di permukaannya.

Covaxin dikembangkan oleh Bharat Biotech dalam kemitraan dengan National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research. Covaxin telah disetujui untuk penggunaan darurat pada 3 Januari.

Hasil uji coba kemudian menunjukkan vaksin tersebut memiliki kemanjuran 78 persen.

Sementara itu, Penasihat Senior Penanggulangan COVID-19 Gedung Putih Andy Slavitt, mengatakan tim dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika sedang menuju ke India untuk membantu mengoordinasikan temuan ini.

"Kami memastikan bahwa kami menemukan beberapa bahan mentah yang diperlukan untuk membuat lebih banyak vaksin di India, yang menurut saya akan menjadi bantuan penting di sana," kata Slavitt.

Slavitt menekankan Amerika berdiri bersama India selama gelombang pandemi yang sangat berat dan tragis ini. Pemerintah Amerika, lanjut Slavitt bekerja untuk menyebarkan sumber daya dan pasokan, termasuk kit pengujian cepat, ventilator, APD, dan bahan mentah, yang diperlukan untuk memproduksi vaksin di India.

"Dan CDC, yang memiliki sejarah panjang bekerja dengan dan di India dalam langkah-langkah kesehatan masyarakat, akan mengerahkan tim ke negara itu untuk mendukung upaya kesehatan masyarakat di sana," ujar Slavitt.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler