Jumlah Penghafal Alquran Terus Bertambah

Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Alquran terus tumbuh dan membumi.

Antara/Adeng Bustomi
Sejumlah santri mengikuti kegiatan menghafal Alquran (Hafiz Quran) di Pondok Pesantren As Sunnah, Paseh, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (13/5/2019).
Rep: Mabruroh Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Semangat menghafal Alquran makin tumbuh subur di Indonesia. Semangat mereka dalam mencintai Alquran dan menghafalnya, menjamur dari usia kanak-kanak hingga dewasa.

Baca Juga


Karenanya, pembelajaran Tahfizul Quran pun makin banyak diminati. Bahkan hampir di setiap sekolah-sekolah formal maupun non formal di seluruh Indonesia, membuka kelas khusus Tahfizul Quran.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Laz Al-Azhar, Agus Nafi yang menyebutkan, bahwa tren penghafal Alquran setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Agus mengaku sangat bersyukur kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Alquran terus tumbuh dan membumi.

"Kita bersyukur studi alquran di Indonesia mengalami peningkatan dari berbagai indikator, jumlah hafiznya dari berbagai usia, kategori, kemudian para pakar-pakar (Alquran), beberapa forum studi kajian baik formal maupun nonformal semakin banyak," terangnya melalui sambungan telepon, Rabu (28/4).

 

 

Agus mencontohkan, saat ini hampir di seluruh lembaga pendidikan sekolah-sekolah Al-Azhar yang sudah tersebar di seluruh kota di Indonesia telah membuka kelas khusus tahfiz. Sehingga anak-anak tidak hanya menimba ilmu formal tapi juga pendidikan Alquran. 

"Jadi anak-anak TK, SD, SMP, SMA itu satu sisi mereka belajar formal tapi juga mereka dibekali dengan ilmu alquran, baik terkait dengan bacaannya, hafalannya, tahsinnya, secara bertahap mereka bisa memahami dan mentadaburi ayat alquran," tuturnya.

Selain Al-Azhar lanjut Agus, banyak sekolah-sekolah formal lain yang juga membuka kelas Tahfiz Alquran pada tahun ajaran baru, karena peminatnya yang terus tumbuh. "Ini kemajuan yang bagus," ucapnya.

Selain itu, Agus menilai, anak-anak yang mengikuti kelas Tahfiz Alquran dan yang tidak, memiliki perbedaan yang mencolok. Misalnya dari sisi kecerdasan sangat berpengaruh pada tingkat kecerdasan, kedisiplinan, ketaatan pada orangtua, guru dan kehidupan sosial mereka.

"Jadi dari sisi perkembangannya harus kita syukuri," ucapnya lagi.

 

 

Selain di sekolah-sekolah formal, tambahnya, para penghafal Quran juga banyak tumbuh di lembaga-lembaga non formal seperti pesantren. Bahkan ada pesantren yang khusus memfasilitasi santrinya untuk menghafal Alquran.

"Jadi mereka memiliki metode, sistem dan konsep yang satu atmosfir sebuah pesantren yang menjadikan anak-anak santri semangat, istiqomah untuk bagaimana mereka belajar dan menjaga alquran. Itu satu kebanggaan," jelasnya.

 Belum lagi banyaknya penyelenggara perlombaan hafalan quran untuk anak-anak dan juga musabaqoh lainnya. Menurut Agus ini juga bagian dari bukti bagaimana syiar alquran ini terus membumi di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler