Kinerja 6 Bank Nasional Kuartal I 2021 Saat Pandemi Covid

Sejumlah bank nasional sudah mengumumkan catatan kinerja kuartal satu 2021

istimewa
Proporsi nasabah secara umum PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) masih didominasi oleh kaum muda. BNI juga mencatat kinerja baik pada kuartal I 2021.
Rep: Novita Intan/Lida Puspaningtyas Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada kuartal pertama 2021 ini sejumlah bank sudah mengumumkan kinerja mereka di tengah situasi pandemi corona. Secara umum, kinerja perbankan dengan melihat dari sisi raihan laba bersih variatif.


Ada bank yang mencatat kenaikan laba, ada juga yang mengalami penurunan. Ada bank yang memperoleh kenaikan dana pihak ketiga (DPK), ada juga yang mencatat penurunan DPK.

Meski pandemi corona begitu kuat berdampak terhadap perekonomian nasional, namun kinerja perbankan masih menunjukkan tanda-tanda membaik. 

Berikut ini kinerja enam perbankan nasional di Indonesia selama kuartal pertama 2021. Keenamnya adalah Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTPN, Bank CIMB Niaga, Bank Mega, dan BTPN Syariah.

Kinerja Bank Mandiri Kuartal I 2021

Bank Mandiri Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun per kuartal pertama 2021. Adapun perolehan laba bersih sejalan laba sebelum provisi (PPOP) sebesar Rp 14,1 triliun atau tumbuh 1,7 persen.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan salah satu kunci keberhasilan perseroan untuk membangkitkan kinerja pada awal tahun ini, dengan memperhatikan sektor unggulan masing-masing wilayah yang masih memiliki prospek positif dan kualitas yang baik. 

Darmawan menjelaskan perseroan fokus menggarap segmen bisnis secara sustain dan prudent agar bisa terus berkontribusi kepada ekonomi nasional. Pada akhir Maret 2021, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit konsolidasian yang solid kisaran 9,1 persen sebesar Rp 984,8 triliun. 

Secara bank only, penyaluran kredit sebesar Rp 779 triliun, ditopang oleh segmen wholesale tumbuh 0,18 persen menjadi Rp 513,9 triliun serta segmen UMKM tumbuh 3,22 persen menjadi Rp 92,1 triliun. 

Adapun pencapaian tersebut tetap memperhatikan kualitas pembiayaan, sehingga rasio non performing loan NPL konsolidasi terjaga kisaran 3,15 persen dan rasio pencadangan terhadap NPL lebih dari 220 persen.  

Tercatat beberapa sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran kredit segmen wholesale antara lain sektor FMCG, Perkebunan dan Konstruksi. 

Dari sektor UMKM, outstanding portfolio kredit usaha rakyat (KUR) tumbuh 35,4 persen menjadi Rp 46,2 triliun, sekitar Rp 9,6 triliun disalurkan kepada 99.162 debitur dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Ke depan perseroan optimis perkembangan program vaksinasi covid-19 yang dikombinasikan dengan berbagai stimulus kebijakan pemerintah dan regulator, termasuk berbagai program bantuan sosial kepada masyarakat, akan mampu membangkitkan perekonomian Indonesia dari tekanan dahsyat pandemi covid-19.

Bank BNI...

Kinerja Bank BNI Kuartal I 2021

Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun pada kuartal pertama 2021. 

Realisasi ini sejalan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio yang ditetapkan pada level 200,5 persen, lebih tinggi dari posisi akhir 2020 sebesar 182,4 persen.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan saat ini kondisi kinerja perseroan sudah jauh lebih baik. Tercatat perolehan laba bersih sebelum pencadangan sebesar Rp 7,84 triliun.

"Posisi laba bersih sebelum pencadangan ini, bahkan lebih baik dari Maret 2020 sebesar Rp 7,4 triliun. Artinya, posisi ini sudah lebih baik dari masa sebelum pandemi tahun lalu," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (27/4).

Novita mengaku perseroan masih sangat konservatif menjaga stabilitas keuangan. Tercatat coverage rasio kredit bermasalah ditingkatkan sebesar 200,5 persen dari akhir tahun lalu yang berada 182,4 persen.

Dari sisi penghimpunan dana pada kuartal pertama 2021, BNI mencatat dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,1 persen menjadi Rp 639,0 triliun. 

Adapun kenaikan terutama dikontribusikan oleh peningkatan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 13,1 persen dan 12,9 persen.

Tercatat pada kuartal pertama 2021, BNI membukukan net interest margin (NIM) dari 4,5 persen pada akhir tahun 2020 yang lalu menjadi 4,9 persen.

Pencapaian tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan kredit 2,2 persen, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri pada kuartal satu 2021. Tercatat total kredit yang disalurkan perseroan sebesar Rp 559,33 triliun.

Emiten berkode saham BBNI ini dapat merealisasikan pendapatan nonbunga atau fee based income sebesar Rp 3,19 triliun. Adapun pencapaian ini antara lain dikontribusikan oleh recurring fee sebesar Rp 2,91 triliun atau tumbuh 9,4 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya.

 

Kinerja Bank BNI Kuartal I 2021

Bank Negara Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun pada kuartal pertama 2021. 

Realisasi ini sejalan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio yang ditetapkan pada level 200,5 persen, lebih tinggi dari posisi akhir 2020 sebesar 182,4 persen.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan saat ini kondisi kinerja perseroan sudah jauh lebih baik. Tercatat perolehan laba bersih sebelum pencadangan sebesar Rp 7,84 triliun.

"Posisi laba bersih sebelum pencadangan ini, bahkan lebih baik dari Maret 2020 sebesar Rp 7,4 triliun. Artinya, posisi ini sudah lebih baik dari masa sebelum pandemi tahun lalu," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (27/4).

Novita mengaku perseroan masih sangat konservatif menjaga stabilitas keuangan. Tercatat coverage rasio kredit bermasalah ditingkatkan sebesar 200,5 persen dari akhir tahun lalu yang berada 182,4 persen.

Dari sisi penghimpunan dana pada kuartal pertama 2021, BNI mencatat dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,1 persen menjadi Rp 639,0 triliun. 

Adapun kenaikan terutama dikontribusikan oleh peningkatan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 13,1 persen dan 12,9 persen.

Tercatat pada kuartal pertama 2021, BNI membukukan net interest margin (NIM) dari 4,5 persen pada akhir tahun 2020 yang lalu menjadi 4,9 persen.

Pencapaian tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan kredit 2,2 persen, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri pada kuartal satu 2021. Tercatat total kredit yang disalurkan perseroan sebesar Rp 559,33 triliun.

Emiten berkode saham BBNI ini dapat merealisasikan pendapatan nonbunga atau fee based income sebesar Rp 3,19 triliun. Adapun pencapaian ini antara lain dikontribusikan oleh recurring fee sebesar Rp 2,91 triliun atau tumbuh 9,4 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya.

 

Bank CIMB Niaga Cetak Laba Bersih Rp 996 Miliar

Bank CIMB Niaga mencatatkan laba bersih konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 996 miliar pada kuartal satu 2021. Menghasilkan earnings per share Rp 39,95.

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan pendapatan operasional dan laba operasional sebelum pencadangan masing-masing sebesar 8,3 persen year on year (yoy) dan 16,1 persen yoy pada kuartal satu 2021.

Pencapaian ini menghasilkan tingkat profitabilitas kembali ke level sebelum Covid-19 dengan Return on Equity (ROE) sebesar 10,5 persen. 

“Kinerja tersebut merupakan kontribusi dari margin yang lebih tinggi, peningkatan pada fee income, dan biaya operasional yang flat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/4).

Perusahaan masih waspada dan fokus pada upaya mengembangkan bisnis bank dengan memberikan layanan dan solusi perbankan terbaik kepada nasabah, yang didukung oleh transformasi digital, meningkatkan pelayanan untuk customer experience yang optimal, dan meningkatkan produktivitas. 

Tercatat capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) CIMB Niaga masing-masing tumbuh 22,1 persen dan 85,3 persen per 31 Maret 2021.

Adapun total aset sebesar Rp 272,6 triliun per 31 Maret 2021, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset. Kemudian total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 200,1 triliun dengan rasio CASA sebesar 63,3 persen.

"OCTO Mobile merupakan salah satu contoh utama dari solusi digital inovatif kami, yang menyediakan fitur perbankan lengkap layaknya Super App. Melalui aplikasi tersebut, nasabah bisa melakukan beragam aktivitas perbankan, termasuk untuk tabungan, transaksi, investasi, dan pinjaman,” kata Tigor.

Adapun jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp 173,4 triliun, yang utamanya dikontribusikan oleh bisnis consumer banking tumbuh 1,6 persen. Kemudian kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 5,2 persen, kredit pemilikan mobil (KPM) meningkat sebesar 5,4 persen.

Dari segmen perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan sebesar Rp 32,4 triliun dan DPK sebesar Rp 29,6 triliun per 31 Maret 2021.

“CIMB Niaga terus mengembangkan produk-produk berbasis digital untuk melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang,” ucapnya.

Pada kuartal satu 2021, 95 persen dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan digital banking seperti OCTO Mobile, OCTO Clicks, BizChannel@CIMB, Automated Teller Machines (ATM), dan Rekening Ponsel.

 

BTPN Syariah Catat Laba Rp 375 Miliar pada Kuartal I 2021

Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) mencatat kinerja positif pada  kuartal I 2021. BTPN Syariah yang fokus melayani prasejahtera produktif Indonesia menyalurkan pembiayaan Rp 9,7 triliun pada kuartal pertama, tumbuh sebesar enam persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Perolehan laba bersih setelah pajak (NPAT) Bank BTPN Syariah selama kuartal pertama 2021 mencapai Rp 375 miliar atau setara dengan 44 persen laba bersih tahun 2020.  

"Seluruh pertumbuhan yang baik ini menandakan bahwa ketangguhan prasejahtera Indonesia menghadapi pandemi berada pada posisi yang optimistis," kata Direktur BTPN Syariah, Arief Ismail dalam keterangan pers, Kamis (22/4).

Dana Pihak Ketiga tercatat meningkat sebesar sembilan persen menjadi Rp 10,5 triliun. Lebih lanjut, BTPN Syariah berhasil mencatat total aset dan total ekuitas menembus milestone level yakni Rp 17,3 triliun dan Rp 6,3 triliun. Total pertumbuhan aset dan ekuitas tersebut mencapai delapan persen dari pada periode yang sama tahun lalu.

Arief mengatakan BTPN Syariah berkomitmen untuk memaksimalkan pelayanan dan menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah prasejahtera produktif yang terus berubah. Untuk memastikan terjadinya peningkatan kesejahteraan, BTPN Syariah juga komitmen terus melakukan berbagai inovasi berkelanjutan.

"Salah satunya menggunakan teknologi untuk kebaikan," katanya. Dengan teknologi, BTPN Syariah bertekad untuk mewujudkan aspirasi membangun Sharia Digital Ecosystem for Unbanked.  

 

Bank Mega Bukukan Laba Bersih Rp 747,24 Miliar

Bank Mega Tbk membukukan laba bersih individual sebesar Rp 747,24 miliar per 31 Maret 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 11,63 persen dibandingkan dengan laba periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 669,39 miliar.

“Pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 17,82 persen secara year on year menjadi Rp1,17 triliun,” seperti dikutip laporan keuangan perusahaan Jumat (30/4).

Dari sisi kredit yang diberikan, Bank Mega mencatat pertumbuhan 1,61 persen dari posisi akhir Desember 2020, menjadi Rp 49,27 triliun per 31 Maret 2021. Kemudian penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menyusut 0,89 persen ytd menjadi Rp 78,48 triliun. 

“Penurunan DPK berasal dari simpanan deposito yang menurun 5,05 persen ytd menjadi Rp 54,05 triliun,” tulisnya.

Dari sisi tabungan turun tipis 0,10 persen ytd menjadi Rp 13,74 triliun dan giro tumbuh 25,60 persen menjadi Rp 10,69 triliun. Maka  itu rasio dana murah (CASA) meningkat dari 28,12 persen pada posisi akhir Desember 2020 menjadi 31,13 persen pada kuartal satu 2021.

Bank Mega mencatatkan total aset sebesar Rp 111,59 triliun per 31 Maret 2021, menyusut dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 112,20 triliun. 

Berdasarkan komposisi pemegang saham, Chairul Tanjung dan Keluarga (CT Corpora) menjadi pemegang saham pengendali (PSP) Bank Mega, melalui PT Mega Corpora dengan kepemilikan saham sebesar 58,018 persen.

Selanjutnya, pemegang saham bukan PSP melalui pasar modal yakni PT Indolife Pensiontama dengan kepemilikan sebesar 6,072 persen.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler