Arti Penting Merger Bank Syariah Indonesia (BSI)

Arti Penting Merger Bank Syariah Indonesia (BSI)

Arti Penting Merger Bank Syariah Indonesia (BSI)
Rep: Sunarji Harahap Red: Retizen

Perkembanganekonomi syariah sepanjang 2021 diprediksi masih tumbuh positif dan industriperbankan syariah akan berperan dominan, didukung kehadiranPT. BankSyariah Indonesia, Tbk, entitas hasil merger tiga bank syariah milik bank BUMN.saat ini Indonesia sudah dalam jalur tepatuntuk memaksimalkan segala potensiekonomi syariahyangada. Salah satu buktinya, mulai tahun ini akan ada satu bank syariah besar yanglahir. Bank tersebut bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk., yang merupakanhasil penggabungan usaha tiga bank milik anak usaha BUMN yakni PT BankBRIsyariah Tbk., PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri dengan Nama bank yang akan digunakan telah ditetapkan, yaitu PT BankSyariah Indonesia Tbk. Keberadaan Bank Syariah IndonesiaIndustriperbankansyariah akan berperan dominan dalam perkembangan ekonomi syariah karena sektorini telah mencatat pertumbuhan yang baik pada 2020 dan di tahun 2021 diyakini dapat membangkitkan ekonomi dan keuangan syariahserta memajukan ekosistem halal di Tanah Air


BerdasarkandataOtoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juni 2020 nilai aset industriperbankan syariah dapat tumbuh hingga 9,22 persen secara tahunan , lebih tinggidibandingkan dengan pertumbuhan aset perbankan konvensional, yang sebesar 4,89persen. Bank syariah hasil merger akanbergerak bersama dengan bank-bank syariah lainnya serta berkolaborasi denganlembaga keuangan syariah, perusahaan sekuritas, manajer investasi,perusahaanfintechserta lembaga pengelola dana ZISWAF untukmelayani kebutuhan para pelaku usaha di industri halal atau industri lainnya..

Ekosistem ekonomi syariah akan terbentuk dengan baik danberkelanjutan dan diharapkan memenuhi kebutuhan pasar domestik maupuninternasional. Selain didukung keberadaan bank syariah hasil merger, ekonomisyariah juga berpotensi tumbuh pesat apabila potensi besar keuangan sosial atauZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) bisa dimanfaatkan sepanjang tahun.saat ini Indonesia memiliki potensi zakat nasional hingga Rp217 triliun danRp233 triliun potensi wakaf produktif. Triliunan potensi ZISWAF ini bisabermanfaat apabila dimaksimalkan pengumpulan dan distribusinya bagi masyarakatyang berhak. ziswaf melalui mekanismeperlindungan sosialnya dalam melindungi kaum yang lemah mampu membantu dalammengatasi ancaman krisis di tengah pandemi Covid-19. Hal ini juga diperkuatdengan status kedermawanan masyarakat Indonesia, di mana Indonesia jugaberhasil menjadi negara paling derwaman dalam World Giving Index. berpeluang tumbuh positif, pengembangan ekonomisyariah sepanjang 2021 disebut harus mampu menjawab sejumlah tantangan. Salahsatunya, harus ada langkah untuk mengatasi masalah terbatasnya jangkauanlembaga keuangan syariah ke pelosok negeri.

Lembagakeuangan syariah (LKS) yang umumnya telah hadir hingga ke desa-desa adalahdalam bentuk BMT atau koperasi syariah, sehingga jangkauan pendanaan maupunpembiayaan pada bank syariah masih cukup terbatas pada kota atau kabupaten.Dalam hal ini perbankan syariah harus melakukan perluasan jaringan. Permodalandi bank syariah juga harus ditingkatkan agar perluasan jaringan dapatdilakukan. Sebagai catatan,Bank Syariah Indonesianantinya digadangmemiliki total aset hingga Rp250 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4triliun. Jumlah tersebut menempatkan bank hasil penggabungan dalam daftar 10besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan top 10 bank syariahterbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar. Kesadaran masyarakat menggunakanusaha keuangan syariah perlu dibangun, yang tentu saja ini harus diikuti denganpeningkatan kualitas layanan jasa keuangan syariah dan kemudahan akses keuanganbagi masyarakat luas. Apabila semua potensi ekonomi berbasis syariah yangtelah ada saat ini terus dikembangkan, maka kita optimistis bangsa Indonesiaakan menjadi pusat perkembangan keuangan syariah di tingkat dunia.

BankSyariah Indonesia berpotensi menjadi motor baru pertumbuhan ekonomidengan perencanaan keuangan yang baik sesuai prinsip syariah dan optimalisasipeluang bisnis syariah pasca pandemi Covid-19. Peluang bisnis syariah di bidangmakanan dan minuman, pakaian, kosmetik dan farmasi, serta pariwisata juga bisadimaksimalkan di tengah mulai munculnya momentum pertumbuhan industri ekonomisyariah di Indonesia.

Keuangan syariah, termasukfintechsyariah,sendiri sudah mendapatkan momentumnya, yang gerakannya langsung dipimpin oleh Presidenmelalui KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) guna membawaIndonesia menjadi kiblat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada tahun 2024. KehadiranBank Syariah Indonesia adalahpertanda besarnya potensi perkembangan ekonomi nasional tahun ini didorong olehindustri syariah , dimana penerapan sistem ekonomi syariah juga menguntungkanbagi masyarakat non-Muslim. saat ini indeks literasi syariah nasionalmasih berada di angka 8,93 persen, jauh di bawah tingkat literasi masyarakatatas keuangan konvensional yakni 37,72 persen.

KehadiranBankSyariah Indonesia diharap bisa meningkatkan literasi keuangansyariah masyarakat ke depannya, dan membawa beragam produk serta layanankeuangan sesuai syariat Islam yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Terdapat beberapa fakta dan angka dapat dicatat yangmemberikan harapan dari rencana merger ini. Selama 2020, BRI Syariah mengalamipeningkatan pembiayaan di segmen ritel yang tumbuh 49,74 persen menjadi Rp 20,5triliun. Sedangkan BNI Syariah, yang baru saja menjadi Bank BUKU III padakuartal I tahun ini, berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih 58,1 persendibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 214 miliar.BSM,membukukan laba bersih Rp 368 miliar pada kuartal I 2020, naik 51,53 persendibandingkan periode sama tahun lalu . Statistik terbaru yangpenulisupdatedari laman OJK menunjukkan, tiga bank yangakan dimerger, meminjam bahasa Ahmad Dani, merupakan separuh napas bank syariahIndonesia. Aset mereka sekitar 40 persen dari total aset seluruh bank syariah.

Keberhasilan strategi nonorganikpemerintah akan sangat memengaruhi peta industri perbankan syariah. Hal yang membesarkan hati, tiga bank ini memilikipositioningyangnantinya saling melengkapi. BSM memiliki fokus di segmen kredit korporasi, BRISyariah pada penyaluran pembiayaan segmen UMKM, BNI Syariah, fokus keconsumerbanking, menyasar milenial, daninternational fundingkarenainduknya, yakni BNI, memiliki sejumlah cabang di luar negeri. Dengan merger,insya allah akan terjadi saling melengkapi kompetensi bank syariah BUMN.

Mergerini memberikan harapan bagi pertumbuhan perbankan syariah. Melihat data danfakta di atas, dapat diperkirakan pertumbuhan dan keberhasilan strategi bisnistiga bank BUMN syariah sangat berpengaruh pada potret industri perbankansyariah ke depan.

Belajar darikesuksesan merger Bank Mandiri maka merger bank BUMN syariah memberikan banyakefek positif pada industri perbankan syariah yang memang sangat membutuhkaninjeksi strategi merger ini. Rencanamerger tiga bank BUMN syariah patut segera direalisasikan karena pascamergerdiharapkan mereka menjadi akselerator pengembangan perbankan syariah.Bank syariah hasil merger memiliki visi menjadi satu dari10 bank syariah terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar secara global, mergerBank Syariah BUMN yang melibatkan 3 banksyariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah, dinilai akanmembawa efek berganda ke industri keuangan syariah dan mempunyaimultipliereffect, misalnya saja asuransi syariah, dana pensiun syariah, dan produkhalal ikut berkembang, prosespenggabungan usaha ketiga bank syariah BUMN tersebut terus berjalan. Prosesmerger telah sampai pada tahap penandatanganan Akta Penggabungan, setelahmasing-masing bank yang akan bergabung mendapat restu dari para pemegang sahammelalui forum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menuntaskanmerger.

Bankhasil penggabungan yang bernamaBank Syariah Indonesia itunantinya akan melakukan kegiatan usaha di 1.200 lebih kantor cabang dan uniteksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNISyariah. Bank Syariah Indonesia akan berstatussebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengantickercodeBRIS. Komposisi pemegang saham pada Bank Syariah Indonesia adalah PTBank Mandiri (Persero) Tbk., (BMRI) 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk., (BNI) 25 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,(BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.

Strukturpemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi darimasing-masing bank peserta penggabungan. Bankhasil penggabungan akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM diantaranya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan melalui produk dan layanankeuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM baik secara langsung maupunsinergi dengan bank-bank Himbara dan pemerintah. Bank Syariah Indonesia telahmerumuskan strategi khusus untuk mendukung UMKM Indonesia. Salah satunyaberfokus pada pertumbuhan yang sehat di sektor UKM dan Mikro denganmemanfaatkan teknologi digital. bank hasil penggabungan siap untukberkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk Muhammadiyah,Nahdlatul Ulama (NU), serta organisasi kemasyarakatan lainnya untuk memajukanpelaku UMKM di Tanah Air. Dukungan bagi UMKM tidak akan kendor, karenamerekalah tulang punggung perekonomian nasional. Bank Syariah Indonesia akanmenjadi bagian ekosistem dan sinergi pemberdayaan pelaku usaha UMKM, mulai darifase pemberdayaan hingga penyaluran KUR Syariah.

Untukmenjangkau pelaku UMKM hingga pelosok, Bank Syariah Indonesia akan bekerja samadengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan di seluruh Indonesia untukmencapai proyeksi dana disalurkan untuk UMKM senilai Rp53,83 triliun. UMKM merupakan kelompok nasabah terbesar yangdilayani perusahaan. Oleh karena itu, porsi penyaluran pembiayaan dari BRISyariah bagi UMKM sudah mencapai 46 persen persen dari total portofoliopembiayaan.

KementerianBadan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan melaksanakan merger PT Bank BRISyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah.nantinya akan berfokus untuk semua segmen nasabah,mulai dari UMKM, affluent middle-class, investor, wholesale, dankorporasi. sejarahpenting di perbankan syariah Indonesia

Lebihdari dua dekade dikembangkan di Indonesia, pangsa pasar perbankan syariahdibandingkan perbankan konvensional, menurut statistik terbaru perbankanIndonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), masih di bawah 10persen.Angka ini masih jauh dibandingkanMalaysia yang sudah sampai 20 persen. Padahal, Indonesia negara dengan jumlahpenduduk mayoritas Muslim. Penggabungan bank umum syariah, yaitu BSM,Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah untuk menata kembali regulasi, mendorongpertumbuhan yang juga harus dipercepat dengan pertumbuhan nonorganik.

Proses merger bank syariah BUMN sudah dimulai. Hal iniditandai dengan penandatanganan perjanjian merger (Conditional MergerAgreement/CMA) oleh bankbank yang akan digabungkan, yaitu PT Bank BRISyariahTbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT BNI Syariah pada 13 Oktober 2020.Tujuan utama dari merger ini adalah meningkatkan daya saing perbankan syariahdi industri keuangan nasional. Alasan merger bank syariah BUMN, meski 87% totalpenduduk di Indonesia menganut agama Islam, tetapi market share perbankansyariah terjebak di kisaran 5-6% setelah 20 tahun bank syariah pertama berdiridi negara ini. Perkembangan ekonomi syariah Indonesia di dunia saat ini jugatertinggal dan berada di peringkat kelima dunia, berdasarkan data State ofGlobal Islamic Economy 2020, menyusul Malaysia, Uni Emirat Arab, Bahrain, danSaudi Arabia. Fakta tersebut mengindikasikan ada yang kurang tepat dan efisiendi industri perbankan syariah selama ini. Karenanya, proses merger bank syariahBUMN harus disambut dengan sukacita. Masyarakat menjadi yang paling diuntungkandari proses ini karena produkproduk perbankan syariah yang ditawarkan kedepannya pasti akan menjadi lebih murah dan bersaing. Mengapa produk yangditawarkan bisa lebih murah? Karena bank syariah BUMN yang baru akanmendapatkan sumber dana yang lebih murah dengan besarnya modal yang merekamiliki pascamerger. Kecilnya modal perbankan syariah selama ini dianggapmenjadi salah satu sebab utama susahnya pelaku industri ini berkembang. Tapimasalah ini akan sirna, karena pascamerger bank syariah BUMN yang baru akanmemiliki modal inti Rp 20,7 triliun. Jumlah ini muncul berdasarkan kalkulasimodal inti BSM sebesar Rp 10,2 triliun, BRI Syariah Rp 5,2 triliun, dan BNISyariah Rp 5,3 triliun per Agustus 2020. Dengan modal inti sebesar itu, banksyariah BUMN akan masuk kelompook bank BUKU III yang bermodal inti Rp 5triliun-30 triliun. Saat ini, hanya ada dua bank syariah yang berada dikelompok BUKU III, yaitu BSM dan BNI Syariah. Sementara penghuni kelompok BUKUIV yang bermodal inti lebih dari Rp 30 triliun adalah bank-bank konvensional.Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan ke depannya bank syariah BUMN akanmasuk kelompok BUKU IV. Tidak hanya dari segi modal inti, bank syariah BUMNnanti juga akan memiliki aset yang besar, mencapai Rp 214,75 triliun atauhampir separuh dari total aset perbankan syariah di Indonesia. Dengan jumlahaset tersebut, bank syariah BUMN akan menjadi bank dengan aset terbesar ke-7 diIndonesia mengikuti BRI, Bank Mandiri, BCA, BNI, BTN, dan Bank CIMB Niaga.

Terdapatbeberapa fakta dan angka dapat dicatat yang memberikan harapan dari rencanamerger ini. Selama 2020, BRI Syariah mengalami peningkatan pembiayaan di segmenritel yang tumbuh 49,74 persen menjadi Rp 20,5 triliun. Sedangkan BNI Syariah,yang baru saja menjadi Bank BUKU III pada kuartal I tahun ini, berhasil mencatatkankenaikan laba bersih 58,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalumenjadi Rp 214 miliar.BSM, membukukan laba bersih Rp 368 miliar padakuartal I 2020, naik 51,53 persen dibandingkan periode sama tahun lalu . Statistikterbaru yang penulisupdatedari laman OJK menunjukkan, tigabank yang akan dimerger, meminjam bahasa Ahmad Dani, merupakan separuh napas BankSyariah Indonesia. Aset mereka sekitar 40 persen dari total aset seluruh banksyariah.

Tujuan utama penggabungan usaha ini adalah meningkatkan dayasaing dan market share. Karena itu, bank syariah BUMN yang baru ini akan danharus menargetkan konsumen bank konvensional, dan/atau yang paling baik adalahunbanked people demi meningkatkan market share-nya. Selain itu, risetmenunjukkan bahwa nasabah eksisting bank syariah yang Muslim religius bukanlahswing customers. Mereka tidak mudah terpengaruh untuk berpindah ke bank lain(bank syariah atau konvensional) hanya jika bank lain tersebut menawarkan ratesyang lebih tinggi. Dengan besarnya modal inti dan aset, apalagi ditargetkanjika bank syariah BUMN ini bisa naik ke BUKU IV, maka bank ini bisa mendapatsumber dana lebih murah. Sumber dana murah mampu membuat bank syariah BUMNmenyalurkan pembiayaan dengan murah dengan target utama adalah UMKM. Belajar dari pengalaman Bank Mandiri yanglahir dari merger pada 1999 silam karena terkait dampak krisis keuangan hebatdi tahun 1998, penggabungan bank syariah kali ini tidak berdasarkan sense ofcrisis. Seberapa pun hebatnya krisis keuangan dan kesehatan akibat pandemiCovid-19 kali ini, tetapi keparahannya belum separah kondisi 1998. Karena itu,merger bank syariah BUMN bisa belajar banyak dari keberhasilan merger empatbank pemerintah pada 1999. Merger saat itu mendukung riset bahwaperusahaan-perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi (M&A) selamakrisis memiliki kinerja yang melebihi perusahaan yang tidak melakukan M&A.Strategi Pasca Merger penguatan literasi, edukasi, dan inklusi demi menjangkauunbanked people. Dengan edukasi yang masif, literasi keuangan akan meningkatsehingga dalam jangka panjang turut menumbuhkan inklusi. Per 2019, literasikeuangan Indonesia hanya 38,03%, naik 8,3% dari 2016. Sementara inklusikeuangan di saat yang sama adalah 76,19 %, naik 8,3 % dari 2016. Kenaikanliterasi keuangan yang diikuti inklusi keuangan secara nasional tidak terjadidi industri perbankan syariah. Literasi keuangan syariah Indonesia hanya 8,93%di tahun 2019, naik sedikit dari posisi 2016 sebesar 8,1%. Sementara itu,inklusi keuangan syariah justru turun dari 11,1% pada 2016 menjadi 9,1% pada2019. Target utama literasi ke depannya harus fokus menyasar ibu rumah tanggadan pemuka agama. Saat ini pengembangan ekonomi dari pesantren sedang mulaigencar dilakukan. Hal ini merupakan langkah yang baik untuk menjangkau parapemuka agama di pesantren-pesantren, sehingga mampu membagikan ilmu-ilmunyakepada muridnya agar memakai produk bank syariah berupa layanan digitalisasimodel bisnis dan digitalisasi layanan. Dengan melakukan digitalisasi di modelbisnis dan layanan, maka customer experience akan meningkat sehingga bisamenarik nasabah baru. Untuk digitalisasi layanan, bank syariah BUMN yang barunanti bisa mengambil contoh produk digital beberapa bank yang menyediakanlayanan pembukaan rekening dan membuka/menutup deposito dengan mudah, cepat,dan gratis; atau transfer uang tanpa biaya. Sedangkan digitalisasi model bisnisbisa dilakukan bank hasil merger dengan turut menggandeng pelaku teknologifinansial (tekfin) agar mereka bisa menjadi kawan untuk pengembangan usaha.Indonesia menjadi pusat keuangan syariah di Asia bukanlah sekadar angan-angandan bisa menjadi harapan kita bersama jika proses pre-merger dan post-mergerBUMN syariah ini berjalan dengan baik.

Karenaitu, diperlukan pemimpin tangguh yang menjadi perekat dan pelaksana sekaligusujung tombak keberhasilan merger ini. Bank BUMN syariah semakin fokus danmenjadi teladan bagi bank syariah lainnya dalam segala aspek termasuk prosesbisnis lebih efektif dan efisien, memiliki pertumbuhan jaringan lebih agresif,dan inovasi produk lebih baik.

Efekmerger terbesar adalah aspek skala ekonomis yang akan memberikan dampak luar biasabagi industri perbankan syariah. Maka, aspek kepemimpinan dan sinergitas perlumenjadi perhatian khusus.Sinergi akan meningkatkan kinerja dan menurunkanbiaya. Sinergi penurunan biaya, biasanya diperoleh dari penghematan dan skalaekonomis internal. Sinergi diraih di antaranya dari efisiensi denganmengurangi cabang bank tumpang tindih dan efisiensi SDM. Dengan merger bankBUMN syariah, publik tentu berharap ada sinergi dari alih teknologi,pengetahuan, dan pemasaran yang pada akhirnya mengakselerasi pertumbuhanperbankan syariah di Indonesia.

ekonomi keuangan syariah dibutuhkan untukmemperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan dalam mendukung pertumbuhanekonomi yang berkelanjutan. Hal ini dilandaskan pada potensi pengembanganekonomi dan keuangan syariah yang sangat menjanjikan.

Prospek dan tatanan perkembangan keuangansyariah menunjukkan trend positif dan relatif stabil, namun dibalikperkembangan tersebut ada kekhawatiran bahwa perkembangan keuangan syariahmerupakan rangkaian dari eforia reformasi dan dapat memicu adanya immaturebooming, jika semua itu tanpa didasari kerangka kelembagaan dan pengaturan yangmemadai dari aspek best practices. Maka dalam rangka membangun industrikeuangan syariah masa depan yang tangguh diperlukan penyempurnaan perangkatketentuan hukum, mekanisme pembukaan jaringan dan upaya penyebarluasaninformasi.

Masterplan AKSI fokus untuk menjadikankeuangan syariah sebagai kekuatan nyata bagi Indonesia dengan memanfaatkandinamika ekonomi untuk mencapai tujuan pembanguna yang tercantum dalam RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 2019 dan RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 2025.

Harapanbangsa ini menuju Indonesia Islamic Finance Center of The World tidakmuluk muluk, perlu keseriusan pemerintah , institusi dan lembaga terkaitlainnya untuk terus semangat bersama sama memasyarakatkan dan membumikanekonomi syariah, kita harus yakin bahwa Indonesia siap akan hal inimengingat peluang jasa keuangan dan ekonomi berbasis syariah (keuangan syariah)terbuka lebar, dengan adanya bonus demografi, dimana kelas menengah tumbuhberkembang dengan pesat. Kebutuhan kelas menengah untuk menabung danberinvestasi serta terhadap layanan jasa keuangan yang beragam, baik di lembagaperbankan syariah maupun lembaga keuangan non-bank syariah sepertiasuransi syariah, dana pensiun syariah, obligasi syariah, perusahaan pembiayaansyariah, reksadana syariah dan lainnya diperkirakan juga akan meningkat.

MenurutBank Dunia pada Juni tahun 2011, kelas menengah di Indonesia tumbuh dengansangat cepat, yaitu 7 juta orang setiap tahun. Pada tahun 1999, kelas menengahini tumbuh secara signifikan, yaitu 45 orang juta atau 25% dari jumlahpenduduk Indonesia. Kemudian pada tahun 2010 menjadi 134 juta orang, dan pada2015 kelas menengah Indonesia mencapai 170 juta atau 70% dari total jumlahpenduduk Indonesia. Kelas menengah yang merupakan kelompok penduduk yangmemiliki kekuatan expenditure per hari antara 2 20 dollar AS iniberpotensi menjadi sumber pembiayaan pembangunan melalui pasar keuangan seiringpeningkatan pendapatan kelas menengah tersebut.

BankDunia juga menyebutkan, pada tahun 2014 tercatat hanya 36,1% dari orang dewasadi Indonesia yang memiliki account di lembaga keuangan formal. Dengandemikian sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum mempunyai akses padalayanan jasa keuangan formal, sehingga peluang tumbuhnya keuangan berbasissyariah masih sangat terbuka luas.

saatini jumlah institusi keuangan syariah di Indonesia adalah yang terbanyak didunia, Indonesia telah memiliki 34 bank syariah, 58 takaful atau asuransisyariah, 7 modal ventura syariah, rumah gadai syariah, dan lebih dari 5.000lembaga keuangan mikro syariah. Semua institusi keuangan itu memiliki 23 jutapelanggan, suatu jumlah yang besar. Tetapi masih banyak sekali peluang yangmasih bisa kita manfaatkan, karena pasarnya sangat besar untuk dimanfaatkan.

//retizencompetition

Penulis

SunarjiHarahap, M.M.

Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sumatera Utara / Pengurus MES Sumut/ Pengurus IAEI Sumut

sumber : https://retizen.id/posts/10656/arti-penting-merger-bank-syariah-indonesia-bsi
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler