Klaster Pesantren Muncul Lagi di Purbalingga

Ada 25 santri pesantren yang dinyatakan positif Covid-19

Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Klaster Covid-19 kembali muncul di Kabupaten Purbalingga. Kali ini, kelompok yang terpapar Covid 19 berasal dari kalangan penghuni pondok pesantren (ponpes) dan klaster 'jenguk bayi'.
Rep: Eko Widiyatno Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Klaster Covid-19 kembali muncul di Kabupaten Purbalingga. Kali ini, kelompok yang terpapar Covid 19 berasal dari kalangan penghuni pondok pesantren (ponpes) dan klaster 'jenguk bayi'.

''Dari dua klaster itu, sampai  saat ini ada sebanyak 43 orang terpapar Covid-19,'' jelas Kepala Dinas Kesehatan  Kabupaten Purbalingga drg Hanung Wikantono, Senin (3/5).

Baca Juga



Untuk klaster pesantren, menurutnya, terjadi di pesantren yang ada di Desa Majasari Kecamatan Bukateja. ''Di pesantren ini, ada 25 santri yang positif Covid-19,'' katanya.

Dia menyebutkan, adanya klaster pesantren ini terungkap saat tim Gugus Tugas Covid-19 melakukan melakukan tes antigen massal di salah satu SMA di Bukateja. Dari hasil rapid tes tersebut, ternyata ada tiga siswa yang reaktif Covid-19.

Dari hasil tracing diketahui, ketiga siswa tersebut merupakan santri dari pesantren di Desa Majasari. ''Dari hasil tracing tersebut, kami melakukan testing pada seluruh kontak erat santri tersebut di pesantren. Hasilnya, ada 25 santri yang positif Covid-19,'' jelasnya.

Berdasarkan temuan tersebut, santri yang diketahui positif Covid-19, menjalani isolasi mandiri di pesantren. ''Seluruhnya, tanpa gejala,'' katanya. Sedangkan santri lainnya yang hasil tesnya negatif, dipulangkan ke rumah masing-masing.

Untuk klaster "jenguk bayi", drg Hanung menyebutkan, klaster ini dinamakan seperti itu karena berawal dari adanya kegiatan warga menjenguk bayi yang baru lahir. Adanya klaster tersebut, terjadi di Desa Tanalum, Kecamatan Rembang. ''Dalam kasus ini, ada 18 orang terkonfirmasi positif Covid-19,'' jelasnya.

Menurutnya, kasus ini berawal dari seorang wanita warga Desa Tanalum yang mengikuti pengajian di Kabupaten Pekalongan. Setelah pulang pengajian, yang bersangkutan terpapar Covid-19.

Kebetulan, wanita tersebut juga baru memiliki bayi sehingga banyak warga yang menengok bayi. ''Dari klaster ini, kasus Covid kemudian menyebar. Dari hasil tracing sejauh ini, ada 18 warga yang terjangkit Covid-19,'' jelasnya.

Namun dia menyebutkan, jumlah tersebut masih bisa bertambah karena kasusnya sudah menyebar cukup luas. ''Saat ini petugas kami masih melakukan tracing dan testing dari klaster jenguk bayi ini,'' jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler