Teks dan Naskah Khutbah Idul Fitri 2021 dari Al Washliyah
Al Washliyah memberikan teks dan naskah khutbah Idul Fitri 2021.
REPUBLIKA.CO.ID,
Mempertahankan Nilai-Nilai Ramadhan Untuk Muhasabah Di Balik Musibah
Oleh: Dr. Muhammad Arifin Ismail,
هللاُ )×٣( هللاُ أَ ْكبَ ُر )×٣( هللاُ أَ ْكبَ ُر )×٣( َو ٰهّلِلٰ اْل َح ْمُد اْل َح ْمدُ أَ ْكبَ ُر
ٰهّلِلٰ الْ ُمْن ٰعٰم َعلَى َم ْن أَ َطا َعهُ َواتَّبَ َع ٰر َضاهُ، الْ ُمْنتَٰقٰم ٰمَّم ْن َخالَفَهُ
َو َع َصاهُ، الَّ ٰذى يَ ْعلَ ُم َما أَ ْظ َهَرهُ الْعَْب ُد َو َما أَ ْخفَاهُ، الْ ُمتَ َكٰفِّ ُل بٰأَ ْر َزا ٰق
يَ ْن َساهُ، أَ ْح َمدُهُ ُسْب َحانَهُ َوتَعَالَى َعلَ ٰعبَاٰدٰه فَالَ يَت ى ْ ُر ُك أَ َح ًدا ٰمْن ُهْم َولَ
َماأَ ْع َطاهُ. أَ ْش َهُد أَ ْن آل إٰلٰهَ إٰلَّ هللاُ َو ْح َدهُ لَ َشٰرْي َك لَهُ َش َها َدةَ َعْبٍد لَ ْم
يَ ْخ َش إٰلَّ هللاَ، َوأَ ْش َهدُ أَ َّن َسيِّٰ َدنَا ُم َح َّمًدا َعْبدُهُ َو َر ُسْولُهُ الَّ ٰذي ا ْختَا َرهُ
هللاُ َوا ْص َطفَاهُ. الله ُهَّم َص ِّٰل َو َسٰلِّ ْم َعلَى َسيِّٰ ٰدنَا ُم َح َّمٍد، َو َعلَى اٰٰل ٰه
َو َص ْحبٰ ٰه َو َم ْن َوالَهُ، أَ ِّمأَبَ ْعُد، فَيَآ أَيُّ َها النَّا ُس، اتَّقُوا هللاَ َح َّق تَقْ َواهُ
أَ َح َّل هللاُ لَ ُكْم فٰ ْي ٰه َوا ْعلَ ُمْوا أَ َّن يَ ْو َم ُكْم ٰهذَا يَ ْو ٌم َع ٰظْيٌم، َو ٰعْي ٌد َكٰرْيٌم،
ال َّطعَامَ، َو َح َّرمَ َعلَ ْيكُ ْم فٰ ْي ٰه ال ِّٰصيَامَ، فَ ُهَو يَ ْو ُم تَ ْسبٰ ْيحٍ َوتَ ْحٰمْيٍد َوتَ ْهٰلْي ٍل
َوتَ ْع ٰظْيٍم َوتَ ْم ٰجْيٍد، فَ َسبِّٰ ُحْوا َربَّكُ ْم فٰ ْي ٰه َو َع ٰظِّ ُمْوهُ َوتُْوبُ ْوا إٰلَى هللاٰ
ُ
َوا ْستَ ْغٰف
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Walillahil hamd. Kaum musmimin dan muslimat, jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah.
Alhamdulilah segala puji bagi Allah, pada hari ini kita dapat menyelesaikan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan keampunan, dan kemuliaan, yang hanya datang kepada kita sekali dalam setahun, sebagai bulan latihan untuk meningkatkan nilai ketaqwaan kepada Allah Taala.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al Baqarah: 183).
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, dalam kitab “Al-Fiqhul Islamy wa adillatuhu“ menyatakan bahwa ibadah puasa melahirkan perasaan belas kasihan terhadap golongan fakir miskin, karena seseorang yang berpuasa apabila dapat merasakan kelaparan untuk beberapa waktu tertentu, maka dia akan mengingat kondisi lapar tersebut pada setiap waktu, dengan itu dia dapat merasakan kelaparan yang dirasakan oleh golongan fakir miskin.
Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa diantara tujuan puasa adalah membentuk sikap dan jiwa kasih sayang kepada sesama manusia.
Rezeki yang diberikan Allah kepada seseorang dengan ukurannya masing-masing, sehingga sebagian orang mendapat rezeki lebih dibandingkan dengan rezeki sebagian yang lain sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ ۚ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَىٰ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ ۚ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah? (QS. An-Nahl: 71 )
Kelebihan rezeki dan kenikmatan yang diberikan Allah kepada seseorang itu baik berupa rezeki harta kekayaan, kedudukan, pangkat, kesehatan, waktu, kesempatan, ilmu dan pemikiran, dan lain sebagainya adalah untuk menjadikan seseorang dapat menjadi
penolong bagi mereka yang berada dalam kemiskinan dan kelemahan, sebab dalam kelebihan rezeki tersebut terdapat hak orang lain, sehingga terjadilah jalinan kasih sayang diantara umat manusia.
Jalinan kasih sayang tersebut mendorong seseorang untuk saling berinteraksi untuk memperhatikan keadaan orang yang lain sehingga menimbulkan rasa tolong menolong, saling membantu
antara yang satu dengan yang lain, sehingga menimbulkan kerjasama, saling memperhatikan dan membantu antara satu dengan yang lain. Sikap hidup dalam kerjasama, ikatan persaudaraan kemanusiaaan, inilah yang merupakan fitrah kemanusiaan yang telah diciptakan Allah dalam hati setiap insan, sebagaimana dinyatakan Allah dalam firmanNya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (QS. Al Hujurat: 13).
Sikap bermasyarakat, saling menolong dan memperhatikan ini merupakan sikap kemanusian yang tertinggi, sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah saw
dalam sabdanya bahwa:
“Manusia yang terbaik adalah mereka yang memberikan manfaat bagi manusia yang lain” (HR. Thabrani dan Ibnu Hibban)
Sikap peduli kepada sesama dan mudah
mengulurkan tangan dan merupakan aplikasi dari sikap taqwa kepada Allah Taala, yang merupakan tolok ukur kemuliaan seorang manusia. Itulah sebabnya kalimat
“Kami jadikan kamu bersuku dan berbangsa yang berbeda-beda agar kamu dapat saling mengenal antara satu dengan yang lain“ dihubungkan dengan kalimat “sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu.“
Keduanya diletakkan dalam satu ayat yang sama. Sikap taqwa untuk saling memperhatikan dan mengenal satu
sama lain, saling membantu dan menolong, saling melindungi dan mengayomi, saling berbagi dan peduli inilah diantara salah satu sikap yang dibentuk dan dilatih selama kita menjalani ibadah puasa di bulan ramadhan.
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Walillahil hamd.
Kaum muslimin muslimat yang dirahmati Allah.
Sudah lebih setahun umat manusia di seluruh pelosok bumi diuji Allah Taala dengan musibah pandemi covid-19 sehinga membatasi kegiatan berinteraksi antar sesama, demikian juga memperlambat putaran roda ekonomi masyarakat, sebagai upaya dari pencegahan diri dari wabah tersebut, sebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
Pembatasan pergerakan dengan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dilakukan adalah sebagai salah satu usaha untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 di tengah masyarakat, dan ini sejalan dengan perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al Baqarah ayat 195: “Dan janganlah kamu menjatuhkan diri kamu ke dalam jurang kebinasaan dan berbuat baiklah kamu sesungguhnya Allah itu mencintai orang-orang yang berbuat baik.“
Demikian juga Rasululah saw bersabda: “Jika kamu mendengar wabah penyakit di suatu wilayah maka jangan kamu masuk ke dalam wilayah tersebut, tetapi jika wabah itu terjadi wabah di tempat kamu berada maka jangan kamu tinggalkan tempat itu agar wabah tersebut tidak menyebar sambil tetaplah kamu mencari pengobatan(HR. Bukhari).
Baginda Rasulullah saw juga bersabda:
وفر من المجذوم كما تفر من األسد
“Dan larilah (menghindar) kamu dari orang berpenyakit kusta sebagaimana kamu lari dari singa“ (HR. Bukhari).
Dalam hadis yang lain, juga dinyatakan bahwa rasulullah bersabda: “Janganlah kamu mengumpulkan dalam satu tempat antara unta yang sedang sakit dengan unta yang masih dalam keadaan sehat” (HR. Muslim).
Dari hadis tersebut kita dapat simpulkan bahwa Rasulullah saw menganjurkan umatnya agar menghindar dari sesuatu atau kondisi tertentu yang dapat menyebabkan penularan suatu penyakit, sebagaimana yang disarankan oleh pemerintah agar kita tetap harus menjaga Protokol Kesehatan dimanapun kita berada.
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Walillahil hamd.
Bulan suci Ramadhan telah berlalu, tetapi semangat dan jiwa Ramadhan tidak boleh berlalu, tetapi harus tetap berada dalam jiwa sanubari kita dan menjadi karakter dalam hari-hari setelah Ramadhan berlalu.
Diantara karakter Ramadhan yang harus tetap kita jaga adalah karakter memberikan perhatian, perlindungan, kasih sayang kepada orang lain yang ada di sekitar kita.
Bagian 2
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Walillahil hamd.
Bulan suci Ramadhan telah berlalu, tetapi semangat dan jiwa Ramadhan tidak boleh berlalu, tetapi harus tetap berada dalam jiwa sanubari kita dan menjadi karakter dalam hari-hari setelah Ramadhan berlalu.
Diantara karakter Ramadhan yang harus tetap kita jaga adalah karakter memberikan perhatian, perlindungan, kasih sayang kepada orang lain yang ada di sekitar kita.
Perhatian dan kasih sayang serta jalinan kemanusiaan itulah yang kita sebut dengan hubungan silaturahmi yang harus tetap kita pertahankan dan kita tingkatkan, sebagai bukti dari semangat Ramadhan yang terpatri di dalam jiwa yang fitri.
Sikap silaturahmi kepada keluarga, kaum kerabat, kenalan, handai taulan sesama insan ini biasanya kita wujudkan dalam bentuk silaturahmi fisik ke kampung
halaman, dan berkunjung antar satu dengan yang lain.
Pada saat suasana covid 19 yang memerlukan penjarakan sosial ini, bentuk silaturahmi fisik tersebut tidak dapat dilakukan sebagaimana biasa, tetapi semangat dan jiwa silaturahmi tetap dapat dilakuan tanpa melalui silaturahmi fisik yaitu dengan merubah bentuk silaturahmi fisik kepada silaturahmi non-fisik dengan bertanya kabar secara virtual, sehingga kita mengetahui keadaan orangtua, keluarga dan kawan-kawan kita, dan masyarakat di sekitar kita.
Silaturahmi non-fisik ini juga dapat kita lanjutkan dan tingkatkan kepada silaturahmi maal (harta), dan silaturahmi ahwal yaitu dengan memberikan bantuan keuangan, bantuan perhatian, bantuan ilmu dan pemikiran terhadap persoalan hidup yang sedang mereka hafapi akibat dari penjarakan sosial dan interaksi yang terjadi selama ini.
Sekian banyak masyarakat yang hilang mata pencaharian, atau berkurang pendapatan mereka, sehingga berada dalam serba kekurangan. Demikian jugasekian banyak pasien rumah sakit, atau keluarga yang ditinggal oleh ayah dan ibunya karena meninggal dunia, sehingga kadang kala terjadi sekian banyak orang yang berhutang dan menggadaikan barang miliknya hanya untuk menyambung hidup hari demi hari.
Ini semuanya memerlukan bantuan dan perhatian kita semua, sebagai insan yang telah ditempa oleh puasa Ramadhan. Ini semua merupakan ujian bagi kita semua, ujian bagi mereka yang tertimba musibah untuk tabah dan sabar, demikian juga ujian bagi mereka yang memiliki kelebihan untuk memberikan perhatian dan bantuan, sebab di dalam harta kekayaan kita sebenarnya terdapat hak orang lain yang sedang memerlukan, baik mereka
meminta atau tidak meminta.
Pada awal terjadinya covid pada tahun yang lalu, ada sebuah kisah teladan terjadi dimana seorang ibu tua dari Kashmir bernama Begum Khalida yang telah berusia memberikan seluruh uang untuk bekal untuk naik hajinya, sebanyak lima lakh rupee india (sekitar Rp 104 juta) diberikannya kepada orang yang memerlukan bantuan akibat dari bencana virus covid.
Berita ini telah dirilis oleh situs tribunnews.com pada tanggal 6 April 2020 yang lalu. Hal tersebut dilakukan sebab pada tahun tersebut ibadah haji tidak dapat dilakukan sehingga ibu tua itu melihat bahwa lebih baik dia berikan seluruh ongkos perjalanan haji beliau untuk membantu fakir miskin, korban pendemi covid, sebab mereka yang lebih memerlukan pada saat tersebut.
Hal ini sejalan dengan hadis rasulullah saw yang menyatakan bahwa “Sebaik-baik amal adalah memberikan kebahagiaan kepada saudaramu sesama mukmin dengan cara engkau memberikan pakaian kepadanya atau memberikan makanan untuk menutupi
kelaparannya, atau engkau menunaikan hajat keperluannya“ (HR. Thabrani).
Dalam hadis lain juga dinyatakan bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw:
“Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling Allah cintai, dan apakah perbuatan yang paling Allah suka?
Rasulullah saw menjawab: “Manusia yang paling Allah cintai adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain dan perbuatan yang paling Allah cintai adalah memberikan kebahagiaan kepada seorang muslim yang lain, atau engkau menolongnya daripada kesusahan, atau engkau membayarkan hutangnya, atau
engkau memberi makan orang yang lapar, atau aku berjalan untuk menyelesaikan urusan seseorang itu lebih aku sukai daripada engkau melakukan i’tikaf di masjid ini (masjid Nabawi) selama satu bulan “ (HR. Thabrani).
Pada saat penduduk negeri Madinah mengalami kekurangan makanan, maka khalifah Umar bin Khattab menulis surat kepada sahabat Amr bin Ash yang menjadi Gubernur Mesir pada waktu itu: "Wahai Amr bin Ash, bagaimanakah perasaanmu jika engkau dan pendudukmu dapat makan dengan mudah sampai kenyang sedangkan kami dan penduduk madinah sedang
kelaparan?".
Surat tersebut dijawab oleh Amr bin Ash:
"Wahai khalifah Umar bin Khattab, aku segera akan mengirimkan bantuan makanan yang akan dibawa oleh keledai-keledai sehingga jika keledai yang pertama telah sampai ke kota Madinah maka keledai terakhir masih berada di kotaku".
Beginilah sikap sahabat dari kalangan salafus saleh, sikap segera memberikan bantuan secepatnya dengan sepenuh kemampuan yang ada, jika mereka
mendengar ada orang yang susah diantara mereka yang memerlukan bantuan. Inilah salah satu dari sikap taqwa yang diperlihatkan oleh umat tedahulu, semoga kita dalam menghadapi musibah pada hari ini dapat mencontoh dan mengikutinya umat terdahulu dalam semangat berbagi dan saling membantu mereka yang terkena dampak mubibah covid yang masih berlangsung sampai hari ini.
بَا َر َك هللاُٰل ْي َولَكُ ْم فٰ ْي القُ ْرآ ٰن العَ ٰظْيٰم َونَفَعَنيٰ َواٰيِّاَ ُكْم بٰ َمافٰ ْي ٰه ٰم َن
ال َح ٰكْيٰم. َوتَقَبَّ َل ٰمنِّٰ ْي َو ٰمْن ُكْم تٰالََوتَهُ اٰنَّهُ هُ َو ال َّسٰمْي ُع اآليَا ٰت َوالذِّٰ ْكٰر
العَٰلْي ُم. َوقُ ْل َر ِّٰب ا ْغٰف ْر َوا ْر َح ْم َواَْن َت َخْي ُر ال َّرا ٰحٰمْي َن.
KHUTBAH KEDUA 9 الله ألخبز ( ۳۷ ) الله أكبر ( ۳٤ ) الله أكبر و له الحمد الحمد لله رب العالمين ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين . ياعباد الله اتقوا الله حق تقاته ولا تموت إلا وأنتم مسلمون قال الله تعالى في كتابه العظيم " إن الله وملايكته يصلون على النبي , يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما " . اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين . والتابعين وتابع التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الإين . وعلينا معهم برحمتك يا ارحم الراحمين اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات , وألمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات . ربنا افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين . وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار عباد الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم ترون . فاكروا الله يذكركم وادعوه يستجب لكم ولكر الله أكبر ربنا أتا في الثنيا حسنه و.