Jamaah Shalat Id Masjid Al-Akbar Pakai Pengenal Khusus
Jumlah jamaah hanya 15 persen dari kapasitas masjid terbesar kedua Indonesia ini.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sekitar lima ribuan jamaah mengikuti Sholat Idul Fitri 1442 Hijriyah di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Kamis (13/5). Jumlah tersebut hanya 15 persen dari kapasitas normal masjid terbesar kedua di Indonesia tersebut.
Jamaah yang hadir merupakan masyarakat yang sebelumnya telah mendaftar secara daring. Mereka yang telah mendaftar, mendapatkan tanda pengenal khusus yang itu dibawa saat pelaksanaan Sholat Id.
Pelaksanaan Sholat Id di Masjid Al-Akbar berjalan tertib dan lancar. Dengan menjaga jarak, jamaah terlihat khusyuk mengikuti seluruh rangkaian Sholat Idul Fitri. Penitia juga berkali-kali menginhatkan agar jamaah tertib menjalankan protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.
Sesuai panduan yang dibuat panitia, begitu tiba di halaman masjid, panitia mengukur suhu tubuh masing-masing jamaah. Setelah masuk, mere diarahkan menuju tempat yang telah diatur titiknya.
Jamaah juga diharuskan membawa tas keresek untuk tempat sandal, yang itu di nawa saat pelaksanaan Sholat Id. Tujuannya, agar begitu Sholat Id selesai digelar, tidak terjadi kerumunan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi salah satu jamaah yang mengikuti Sholat Id di sana. Khofifah bahkan tak ragu menyebut, pelaksanaan Sholat Id di Masjid Al-Akbar menjadi referensi dalam menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya jadi referensi utama yang kita harapkan bisa diikuti oleh penyelenggara pelaksanaan shalat Idul Fitri di tempat yang lainnya," katanya Khofifah, Kamis (13/5).
Khofifah pun menyatakan, titik-titik yang berpotensi menimbulkan kerumunan telah diantisipasi dengan baik. Itu menjadi catatan penting di tengah upaya bersama keluar dari pandemi Covid-19.
"Titik-titik yang kemungkinan terjadinya kerumunan, itulah yang harus terantisipasi. Termasuk di dalamnya ada kantong plastik untuk sandal dan sepatu yang di bawa, ditaruh di pinggir shof di mana mereka akan shalat. Pulang dibawa lagi sehingga tidak berkrumun," ujarnya.