Australia Mulai Pulangkan WN dari India
Ada sekitar 9.000 WN Australia dan penduduk tetap di India yang berharap bisa pulang.
REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Penerbangan repatriasi pertama bagi warga Australia dari India akan tiba di rumah pada Sabtu (15/5). Penerbangan ini membawa hingga 150 warga negara dan penduduk tetap.
Penerbangan tersebut akan menjadi yang pertama setelah pencabutan larangan dua minggu bagi siapa pun yang datang dari India, termasuk warga negara Australia. Mereka yang kembali akan menjalani karantina selama dua minggu di sebuah kamp pertambangan tua di Teritorial Utara yang terpencil.
Sebuah pesawat militer meninggalkan Australia untuk membawa bantuan ke India pada Jumat (14/5). Pesawat akan kembali dengan warga yang terdampar dan semuanya harus dinyatakan negatif Covid-19 sebelum naik.
Juru bicara departemen kesehatan Northern Territory, para penumpang kemudian akan menuju ke kamp penambangan yang diubah di Howard Springs untuk karantina. Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat kapasitas fasilitas yang berada 25 km tenggara kota Darwin untuk menangani 2.000 orang setiap dua minggu mulai bulan Juni.
Ada sekitar 9.000 warga Australia dan penduduk tetap di India yang berharap bisa pulang. Dua penerbangan repatriasi Royal Australian Air Force ke Northern Territory dijadwalkan bulan ini.
Pihak berwenang berencana untuk memulangkan sekitar 1.000 orang pada akhir Juni. Orang-orang yang rentan akan diberi prioritas dalam melakukan perjalanan tersebut.
Australia menutup perbatasan internasionalnya pada Maret 2020 untuk semua kecuali warga negara dan penduduk tetap. Sebagian besar pengunjung yang kembali, kecuali yang dari Selandia Baru, harus dikarantina di hotel selama dua minggu dengan biaya sendiri. Sistem ini sebagian besar telah membantu Australia menjaga jumlah Covid-19 relatif rendah, dengan lebih dari 29.950 kasus dan 910 kematian.