Layanan Tes Covid-19 Stasiun Malang Dipindah
Layanan rapid test antigen dan GeNose C19 dipindah ke stasiun Malang Baru
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Layanan rapid test antigen dan GeNose C19 di Stasiun Malang telah dipindahkan ke lokasi baru. Lebih tepatnya di Stasiun Malang Baru sisi timur yang belum lama ini dioperasikan.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif mengatakan, pemindahan lokasi layanan rapid test antigen dan GeNose C19 bertujuan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Apalagi Stasiun Malang Baru sisi timur ini ditunjukkan melayani KA jarak jauh. "Sehingga pelanggan dapat memenuhi persyaratan perjalanannya dengan mudah," kata Luqman saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (15/5).
Layanan Rapid Test Antigen dan GeNose C19 di Stasiun Malang Baru sisi timur tersedia mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB. Ada pun biayanya sekitar Rp 85.000 untuk rapid test antigen. Sementara tarif untuk GeNose C19 sebesar Rp 30 ribu per kali tes.
Luqman mengimbau pelanggan yang akan menggunakan layanan kesehatan agar melakukannya sebelum hari keberangkatan. Langkah ini penting dilakukan untuk menghindari keterlambatan.
Petugas akan melakukan verifikasi berkas-berkas persyaratan saat boarding di stasiun. Jika ditemukan calon penumpang yang berkasnya tidak lengkap atau tidak sesuai, maka mereka tidak diizinkan untuk naik kereta api. "Dan tiket akan dibatalkan," ucapnya.
Keberangkatan penumpang di Stasiun Malang periode 6 sampai 15 Mei 2021 masa peniadaan mudik ini terpantau lengang atau tidak terdapat lonjakan. Selama masa tesebut, PT KAI Daop 8 menyiapkan 676 tempat duduk dari dua KA penumpang jarak jauh non-mudik yang beroperasi pada 6 sampai 17 Mei 2021. Pembatasan okupansinya maksimal 70 persen dari ketersediaan tempat duduk keseluruhan pada setiap rangkaian.
Untuk keberangkatan Stasiun Malang, terdapat dua KA yang beroperasi pada periode 6 sampai 15 Mei 2021. Total penumpangnya sekitar 900 dengan rincian penumpang yang lolos sebanyak 845 orang. Sementara untuk penumpang yang tidak lolos sebanyak 55 orang.
Penumpang yang tidak lolos rata-rata tidak membawa surat izin. Menurut Luqman, hal ini membuktikan proses verifikasi berkas-berkas syarat perjalanan KA Jarak Jauh dilakukan dengan teliti, cermat, dan tegas. "Karena KAI berkomitmen memberikan layanan transportasi yang sehat, nyaman serta selamat," kata Luqman.