Populasi Harimau di India Naik Dua Kali Lipat, Ini Penyebabnya

Keberhasilan konservasi ini dicapai melalui berbagai faktor.

Republika/Edi Yusuf
(Ilustrasi) Sepasang bayi Harimau Benggala asal India lahir di Kebun Binatang Bandung.
Rep: Lintar Satria Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Penelitian menemukan populasi harimau India naik dua kali lipat. Keberhasilan konservasi ini dicapai melalui berbagai faktor.

Baca Juga


India berhasil meningkatkan perlindungan harimau dari perburuan dan hilangnya habitat, memastikan mereka memiliki cukup banyak mangsa, mengurangi konflik manusia-satwa, dan meningkatkan standar hidup masyarakat yang tinggal di dekat habitat harimau.

Berdasarkan Otoritas Konservasi Harimau Nasional (NTCA) India, jumlah populasi harimau tumbuh dari 1.760 pada tahun 2010 menjadi 3.682 pada tahun 2022. India rumah bagi 75 persen harimau di seluruh dunia.

Penelitian juga menemukan masyarakat yang tinggal dekat habitat harimau turut menerima manfaat. Sebab, lalu lintas pangan dan pendapatan meningkat didorong pariwisata.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science mengungkapkan bahwa keberhasilan India memberikan pelajaran penting pada negara-negara yang memiliki harimau bahwa upaya konservasi dapat bermanfaat tidak hanya bagi populasi harimau tapi juga masyarakat yang tinggal di dekatnya.

“Terdapat kepercayaan bahwa kepadatan manusia menghalangi peningkatan populasi harimau, apa yang ditunjukkan penelitian ini adalah bukan kepadatan manusia, tetapi sikap manusia yang lebih penting," kata ilmuwan senior di Indian National Academy of Sciences yang berbasis di Bengaluru dan penulis utama penelitian ini Yadvendradev Jhala, Ahad (2/2/2025).

Konservasionis satwa liar dan pakar ekologi menyambut baik penelitian tersebut.  Tetapi mengatakan harimau dan satwa liar lainnya di India akan mendapat manfaat jika sumber data tersedia bagi kelompok ilmuwan yang lebih besar.

Penelitian tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan lembaga-lembaga yang didukung pemerintah India. Pakar ekologi Arjun Gopalaswamy, mengatakan estimasi dari program pemantauan harimau resmi India "kacau" dan "kontradiktif."

Gopalaswamy yang fokus dalam bidang populasi harimau mengatakan beberapa angka dalam penelitian tersebut jauh lebih tinggi daripada estimasi distribusi harimau sebelumnya dari kumpulan data yang sama. Namun, ia menambahkan temuan makalah tersebut tampaknya mengoreksi anomali yang berulang kali ditandai para ilmuwan sejak 2011 terkait dengan ukuran populasi harimau dan penyebaran geografisnya.  

Penelitian ini mengungkapkan harimau menghilang di beberapa area yang tidak dekat taman nasional, suaka margasatwa atau wilayah yang dilindungi lainnya. Serta area yang mengalami urbanisasi, meningkatnya penggunaan sumber daya hutan dan daerah yang dilanda konflik bersenjata.

"Tanpa bantuan dan partisipasi masyarakat dan manfaat bagi masyarakat, konservasi hampir tidak mungkin di negeri kami," kata Jhala.

Penelitiannya mengungkapkan harimau menyebar di wilayah sekitar 138.200 kilometer persegi. Namun hanya 25 persen dari daerah itu yang banyak mangsa dan dilindungi sementara 45 persen habitat dihuni bersama 60 juta orang.

Jhala mengatakan legislasi perlindungan satwa liar yang kuat merupakan "tulang punggung" dari konservasi harimau di India. "Habitat bukan kendala, tapi yang menjadi kendala adalah kualitas habitatnya," katanya.

Pakar biologi satwa liar Ravi Chellam yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan meski upaya konservasi harimau cukup menjanjikan, upaya ini perlu diperluas ke spesies lain untuk menjaga keseluruhan ekosistem dengan lebih baik.

"Ada beberapa spesies, termasuk burung bustard dan caracal India yang berada di ujung tanduk, dan memang tidak ada fokus yang cukup untuk itu," kata Chellam.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler