Demi Trump, Hak Pilih Orang yang Meninggal Dipakai

Pembunuh menggunakan hak pilih korbannya untuk memenangkan Trump dalam pemilu

AP
Mantan Presiden AS Donald Trump
Rep: Lintar Satria Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, COLORADO -- Tersangka yang diduga membunuh istrinya di Hari Ibu 2020 menggunakan suara korban untuk memilih Donald Trump pada pemilihan November lalu. Hal ini terungkap dalam dokumen pengadilan.

Berdasarkan dokumen surat penahanan yang ditandatangani hakim Chaffee County pada Kamis (13/5) lalu, Barry Morphew memberitahu penyidik ia mengirimkan surat suara istrinya Suzanne Morphew untuk membantu Trump menang. Ia mengatakan 'orang-orang di pihak lain curang' dan ia pikir istrinya akan memilih Trump.

Morphew yang berusia 53 tahun berpotensi didakwa pasal pembunuhan tingkat pertama dan pasal-pasal lainnya atas hilangnya Suzanne Morphew pada 10 Mei 2020. Ia ditangkap pada 5 Mei 2021 dan saat ini sedang ditahan.

Tidak lama setelah Suzanne hilang, Barry Morphew merilis video di Facebook meminta bantuan mencari istrinya. Pihak berwenang mengatakan Morphew ditangkap atas hasil penyelidikan yang hingga kini belum berhasil menemukan Suzanne Morphew.

Sheriff Chaffee County John Spezze mengatakan setelah menggelar 135 pencarian di seluruh Colorado dan mewawancarai 400 orang di berbagai negara bagian, penyidik yakin Suzanne Morphew sudah meninggal dunia tapi mereka tidak dapat menemukan jenazahnya.

Dalam dokumen surat penahanan, Detektif Sersan Sheriff Chaffee County Claudette Hysjulien mengatakan Oktober lalu petugas pemilihan daerah menerima surat suara mencurigakan atas nama Suzanne Morphew. Penyidik melihat surat suara yang dikirimkan negara bagian untuk Suzanne Morphew tanpa tanda tangannya tapi Barry Morphew menandatanganinya sebagai saksi.

Baca Juga


April lalu dua agen FBI mewawancarai Morphew mengenai surat suara tersebut. Berdasarkan dokumen surat penahanan, saat ditanya mengapa ia mengirimkan surat suara itu Barry Morphew menjawab 'karena saya ingin Trump menang'.

"Saya hanya berpikir untuk memberinya satu suara lagi," kata Morphew seperti dikutip New Zealand Herald, Sabtu (15/5).  

Ketika ditanya apakah ia mengetahui mengirimkan surat suara orang lain adalah ilegal, Barry Morphew menjawab 'saya tidak tahu Anda tidak dapat melakukan itu untuk pasangan Anda'. Dokumen surat penahanan menyebutkan Morphew menghadapi dua dakwaan baru yakni pemalsuan dan mencurangi surat suara.

Dokumen surat penahanan lainnya menyatakan bukti penyidik menegaskan Morphew bertanggung jawab atas kematian istrinya. Jumat (14/5) kemarin Hakim Ketua Patrick Murphy memberi perintah pada jaksa untuk merespons mosi pembelaan baru untuk membatasi akses publik ke dokumen pengadilan dalam 14 hari.

Morphew yang didampingi pengacara publik yang tidak menanggapi permintaan komentar. Sidang pembunuhan dan kecurangan pemilu akan dijadwalkan pada 27 Mei.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler