Call of Duty: Warzone Blokir 500 Ribu Akun Berbahaya
Sejak diluncurkan, Warzone telah diganggu oleh peretas yang menggunakan cheat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pengembang video game Raven Software mengkonfirmasi ada lebih dari 500.000 akun berbahaya yang diblokir di Call of Duty: Warzone."Memblokir lebih dari 30.000 akun berbahaya di seluruh Call of Duty, kemarin... membawa kami ke lebih dari setengah juta akun yang diblokir di #Warzone," cuit Raven Software, Sabtu (15/5).
Pada Februari, penerbit video game Activision menawarkan pembaruan tentang masalah peretasan dan penipuan yang marak terjadi di Warzone. Perusahaan mengumumkan lebih dari 300.000 akun telah diblokir. Hal itu berarti 200.000 akun tambahan telah diblokir dalam waktu kurang lebih tiga bulan.
Dikutip dari Dotesports, pengumuman mengenai tindakan kecurangan dan pemblokiran akun di Warzone telah dilakukan sejak April 2020. Pada saat itu, diumumkan 70.000 akun diblokir.
Jumlah akun yang diblokir meningkat sejak saat itu, terutama pada 2021 ketika Raven Software mengambil alih pengembangan penuh game battle royale tersebut dari Infinity Ward.
Sebagai game battle royale gratis, sangat umum untuk menemukan pemain yang curang. Ketika seorang peretas diblokir, mereka dapat dengan mudah membuat akun lain untuk meretas lagi. Namun, pada bulan lalu, Activision mengatakan mengeluarkan larangan perangkat keras untuk "berulang" kali curang di Warzone.
Sejak diluncurkan lebih dari setahun yang lalu, Warzone telah diganggu oleh peretas yang menggunakan cheat, di antaranya seperti aimbot, wallhacks dan speedhacks. Masalah tersebut tetap terjadi, tetapi Raven tampaknya berkomitmen untuk mengontrol atau, paling tidak, menangani masalah tersebut.
Terlepas dari masalah kecurangan, bulan lalu, Call of Duty: Warzone mencatatkan tonggak sejarah dengan melampaui 100 juta pemain secara global untuk pertama kali sejak dirilis pada 10 Maret 2020. Activision, juga mengumumkan bahwa game tersebut telah mencetak 28 miliar pertandingan.