Anak Muda juga Ingin Bank Syariah Maju

Anak Muda juga Ingin Bank Syariah Maju

Bank Syariah di Indonesia terus berkembang
Rep: Himawan Sutanto Red: Retizen

Tatkala umat Islam dibombardir dengan berita yang mengenaskan entah itu berasal dari peristiwa mengerikan seperti genosida Rohingya dan tuduhan teroris di berbagai belahan dunia mengantarkannya pada tempat tersendiri di hati komunitas internasional. Islam kerap mencuri perhatian sehingga tidak mengherankan banyak yang mempelajari lebih jauh agama samawi yang sebenarnya penuh cinta kasih ini.


Eksistensinya yang sering menjadi pusat perhatian tersebut dapat dijadikan modal awal bagi praktisi ekonomi syariah wabil khusus sektor perbankan untuk memperkenalkan lebih jauh perbankan syariah kepada masyarakat luas pada umumnya dan anak muda pada khususnya. Oleh karena bank syariah terkini adalah bank bergengsi, kuat dan kompetitif usai merger tiga anak bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga dapat menyasar berbagai kalangan termasuk anak-anak milenial yang bisa jadi belum mengenal lebih jauh bank non konvensional ini.

Kelahirannya di bumi pertiwi ini bisa dianggap sebagai anak bungsu di tengah bank konvensional yang mendahuluinya baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat (BPR). Meskipun dikatakan anak bungsu ternyata bank syariah di Indonesia telah lahir pada tahun 1991-an, artinya telah beranjak dewasa dan siap menghadapi tantangan ke depan yang kian kompetitif. Meski telah memasuki umur kepala tiga belumlah membuat bank syariah digandrungi anak-anak muda, mungkin dikarenakan belum terbiasanya anak muda menjalankan syariat diluar ibadah mahdhah seperti bermuamalah di bidang ekonomi untuk sekedar menggunakan jasa bank syariah sebagai media transaksi keuangan masih terasa asing buat mereka. Ataukah bank syariah sendiri yang belum sempat memperkenalkan diri lebih jauh kepada kaum milenial sebagai mitra bisnis dikarenakan selama ini keasyikan fokus menyasar masyarakat tertentu tanpa menoleh anak muda sebagai mitra binaan atau nasabah potensial.

Beberapa hal dapat dijadikan indikator belum akrabnya anak milenial ini terhadap bank syariah. Pertama anak muda belum melek bank Syariah karena terkendala bahasa yang sarat istilah arab. Diantara mereka kemungkinan besar tidak familiar dengan akad Mudharabah, Musyarakah ataupun Muharabahah. Kedua tampilan bank syariah tidak anak muda oriented karena tak jarang kemasan produknya belum mencerminkan dunia anak muda yang masih didominasi pernak-pernik berbau barat dan terkini berbau korea sedangkan bank syariah terkesan masih lebih banyak berkiblat pada timur tengah. Ketiga dalam benak anak muda bisa jadi telah melabeli bank syariah dengan stigma bank yang cocok bagi mereka yang memasuki usia senja karena berurusan dengan haji, umrah, zakat. Jadi anak muda melihat, mereka yang menjadi nasabah bank syariah kemungkinan lebih kepada urusan akhirat sehingga lebih cocok diminati orang-tua plus kekek nenek mereka.

Lain halnya jika anak-anak muda itu serius mengkaji Islam terutama di bidang ekonomi, maka bukannya tidak mungkin mereka akan bilang: Ternyata keren juga ya bank syariah ini, sehingga mereka ingin pula bekontribusi demi kemajuan bank syariah. Walaupun masih banyak anak muda yang belum serius mengkaji Islam, masih tetap bisa dirangsang agar berminat pada bank syariah.

Beberapa langkah berikut mungkin bisa dijadikan rangsangan kepada anak muda agar gandrung pada bank syariah, yaitu: pertama dari sisi sumber daya manusia perlu diangkat anggota Direksi tidak saja berjiwa muda tetapi benar-benar masih muda, elok, rupawan, cerdas, modis gemar pernak-pernik berbau barat dan korea tapi juga pandai mengaji. Jika anggota Direksi ini terus ditampilkan saat promosi produk tertentu, bukannya tidak mungkin akan menyedot atensi anak muda. Dalam pikiran bawah sadar anak muda tersebut akan berkata: wow gua suka bank syariah, Direksinya keren abis. Kedua perlu terobosan penampilan oleh karena pada saat ini bank syariah nampak identik dengan timur tengah yang berbau istilah arab, diubah dengan menambah kata-kata asing yang tengah digemari anak muda. Oleh karena anak milenial saat ini adalah anak-anak yang ingin serba simpel, tidak ribet, maka pemilihan kata di produk bank syariah mestinya didahului dengan bahasa yang dimengerti anak-anak muda dan yang tidak kalah penting kata-kata tersebut disusunnya tidak numpuk hingga yang membacanya mengernyitkan kening dan pastinya eye catching alias ketangkap mata saat pertama kali membaca. Ketiga jika dimungkinkan penampilan para pegawai bank syariah wabil khusus akhwat tidak berhijab semua asalkan mengenakan busana tertutup dan longgar. Bukankah di bank syariah juga mengakomordir nasabah selain muslim dan seperti di Inggirs terdapat bank syariah yang diurus oleh non muslim. Keempat bank syariah perlu menjadi penopang kegiatan anak muda seperti kegiatan berkesenian pada pagelaran musik namun bukan nasyid atau kasidah saja melainkan musik yang berasal dari negeri barat sana asalkan diselenggarakan dalam batas kewajaran alias tidak berseberangan dengan kaidah islam yang berlaku. Selain itu juga perlu menyasar pada momen selain bulan Ramadan atau Idul fitri melainkan pada momen tahun baru masehi-pun bank syariah siap menopang kegiatan anak, muda tentunya dengan kemasan Islami.

Ke-empat langkah tersebut merupakan pandangan masyarakat biasa yang menginginkan bank syariah maju dan bukannya tidak mungkin jika secara istiqomah dilaksanakan akan menggerakan hati anak-anak milenial untuk turut memajukan bank syariah, karena jika anak muda sudah mengenal lantaran disentuh dunianya, maka akan sayang dan pada gilirannya dapat memejukan bank syariah.

#retizencompetition

sumber : https://retizen.id/posts/11028/anak-muda-juga-ingin-bank-syariah-maju
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler