Wiku: Pelaku Perjalanan Lolos Screening, Karantina Mandiri

Masyarakat memiliki andil yang besar dalam mengendalikan Covid-19.

Wihdan Hidayat / Republika
Petugas gabungan menggelar operasi penyekatan arus balik lebaran 2021, (ilustrasi).
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta pelaku perjalanan yang lolos dari berbagai pemeriksaan screening di perjalanan agar tetap melakukan karantina mandiri selama 5x24 jam di tempat tujuan. Langkah karantina mandiri ini merupakan sikap tanggung jawab bagi para pelaku perjalanan setelah bepergian ke luar kota untuk mencegah potensi lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran.

“Cara utama yang dapat dilakukan sekaligus sikap tanggung jawab ialah melalui isolasi mandiri di faskes terpusat, khususnya bagi pelaku perjalanan yang terdeteksi positif saat testing acak di titik penyekatan,” jelas Wiku saat konferensi pers.

Ia menjelaskan, karantina dan isolasi merupakan dua hal yang berbeda. Karantina merupakan hal yang harus dilakukan oleh orang sehat dan tidak memiliki gejala namun memiliki kontak erat dengan kasus positif atau baru saja melakukan aktivitas berisiko tinggi saat pandemi.

Sementara isolasi adalah hal yang harus dilakukan oleh orang yang sudah jelas menunjukan gejala serupa Covid-19 maupun orang yang positif Covid-19 berdasarkan hasil diagnostik.

“Arahan untuk melakukan isolasi mandiri dan karantina ini merupakan arahan yang berbasis data,” tambah dia.

Baca Juga


Wiku menegaskan, masyarakat memiliki andil yang besar dalam mengendalikan Covid-19. Ia pun juga meminta posko di desa dan kelurahan agar dapat mengkoordinir pelaksanaan skenario pengendalikan Covid-19 melalui pemantauan zonasi RT.

Untuk melaksanakan skenario pengendalian yang tepat, dibutuhkan data yang akurat sehingga diperlukan adanya peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan kasus.

“Jika kualitas data untuk menentukan zonasi sudah baik, maka perlu adanya pengawasan yang ketat dalam menjalankan skenario pengendalian. Karena itu, mohon transparansi sebesar-besarnya terhadap data aktual termasuk angka kasus kesembuhan, kematian, di daerahnya masing-masing,” jelas Wiku.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler