Bio Farma Distribusikan 86.099 Dosis Vaksin Gotong Royong

Untuk mempercepat vaksinasi, pemerintah membuat program Vaksinasi Gotong Royong

Bio Farma telah mendistribusikan 86.099 dosis vaksin gotong royong. (ilustrasi)
Rep: Arie Lukihardianti Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk mempercepat vaksinasi, pemerintah membuat program vaksinasi gotong royong (VGR). Program ini dibuat oleh pemerintah bekerja sama dengan BUMN, Kemenkes, dan melibatkan Bio Farma dalam pelaksanaannya.

Menurut Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, jenis vaksin yang akan digunakan dalam Kegiatan VGR ini adalah Sinopharm dengan platform inactivated, yang sudah mendapatkan EUL dari Badan POM pada 29 April 2021 yang lalu.

"Sinopharm sendiri sudah didatangkan dari Sinopharm China National Pharmaceutical Corp, sebanyak 500 ribu dosis pada tanggal 30 April 2021 yang lalu, dan akan terus bertambah secara bertahap hingga total 7,5 juta dosis sampai September 2021," ujar Bambang kepada Republika, Jumat (28/5).

Bambang mengatakan, pendistribusian vaksinnya akan langsung didistribusikan langsung dari Kimia Farma, ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) perusahaan peserta VGR. Saat ini, pesertanya sudah mendaftar ke Kadin dengan syarat Fasyankes tersebut tidak sedang menjalankan program vaksinasi Covid-19 dari pemerintah dan sesuai dengan kriteria yang telah Bio Farma berikan.

Bambang menjelaskan, persyaratan Fasyankes untuk pelaksanaan VGR, antara lain, harus memiliki tempat penyimpanan vaksin yang sesuai persyaratan, seperti chiller (tempat penyimpanan vaksin yang sesuai untuk vaksin). "Apabila perusahaan tidak memiliki fasyankes, maka Bio Farma akan mengarahkan ke Fasyankes yang dimiliki oleh Holding BUMN Farmasi. Bisa juga nanti didistribusikan ke sentra vaksin," katanya.

Terkait prioritas pemberian vaksin gotong-royong, kata dia, Holding BUMN Farmasi akan berkoordinasi dan mengikuti arahan pemerintah. "Mana yang paling dulu divaksin tergantung arahan pemerintah, apakah nanti berdasarkan zona risiko seperti di zona merah dulu atau di sektor tertentu dulu, seperti padat karya, perusahaan dengan risiko penularan tinggi dan lain-lain," paparnya.

Baca Juga


Saat ini, kata dia, vaksin Sinopharm yang baru diterima PT Bio Farma sebanyak 500 ribu. Per 26 Mei 2021, Badan Usaha/Badan Hukum yang sudah mulai mengikuti vaksinasi GR sebanyak 36 perusahaan dengan melibatkan fasyankes sebanyak 37 lokasi.

"Dengan vaksin yang sudah didistribusikan sebanyak 86.099 dosis dan sudah digunakan sebanyak 34.644 dosis," katanya.

Sisa alokasi vaksin tersebut, kata dia, rencananya akan dialokasikan untuk 196 perusahaan. Dengan rincian sementara, sebanyak 163 swasta dan 33 BUMN / BUMD.

Selain vaksin Sinopharm, kata dia, vaksin Gotong Royong akan menggunakan juga vaksin Cansino yang direncanakan akan datang secara bertahap sebanyak tiga juta dosis mulai dari Juli sampai September 2021. "Kemudian dua juta dosis juga secara bertahap di kuartal 4 2021," katanya.

Menurutnya, jumlah perusahaan swasta yang sudah mendaftar, merujuk informasi dari Kadin, bahwa sudah terdapat 22.736 perusahaan dengan 10 juta orang yang sudah mendaftar vaksinasi gotong royong.

"Tak hanya pelaku usaha skala besar, juga terdapat tujuh ribu pelaku UMKM yang mengikuti program vaksinasi gotong royong, silahkan di crosscheck ke Kadin," katanya.

Target vaksinasi gotong royong ini, kata dia, sampai semua perusahaan yang sudah mendaftar bisa mendapatkan vaksinasi. Saat ini, Bio Farma baru menyiapkan sebanyak 7,5 juta dosis vaksin dari Sinopharm yang datang hingga September 21.

"Peran Bio Farma dalam vaksinasi gotong royong sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 10 tahun 2021," katanya.

Terkait pelaksnaan VGR ini, menurut Bambang, Bio Farma memiliki beberapa harapan. Pertama, VGR harus sukses untuk membantu pemerintah dalam mempercepat tercapainya herd immunity secara nasional. Kedua, ia berharap VGR membantu memperluas cakupan vaksinasi Covid-19. Ketiga, membantu menurunkan angka penularan virus Covid-19 di masyarakat. Terakhir, membantu percepatan vaksinasi di sektor pelayanan publik dan kegiatan ekonomi yang fundamental.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler