Sebaran Mutasi Covid-19 di Indonesia Meluas
Pemerintah telah mengumpulkan 1.744 data whole genome sequencing (WGS).
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masyarakat diminta tetap waspada dan patuh menjalankan protokol kesehatan. Alasannya, sebaran penularan varian mutasi virus corona ternyata semakin meluas di Indonesia.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, hingga 25 Mei 2021 pemerintah telah mengumpulkan 1.744 data whole genome sequencing (WGS) kepada bank data GISAID. Dari angka tersebut, 1.711 data di antaranya sudah selesai dilakukan WGS.
Dari seluruh WGS itu, diketahui bahwa terdapat 16 kasus pembawa virus mutasi Covid-19 tipe B117 dari Inggris, 25 kasus mutasi Covid-19 tipe B1617 dari India, 2 kasus B1351 dari Afrika Selatan, dan 1 kasus B1525 yang terbawa dari Malaysia. Wiku sendiri tidak merinci lokasi dari masing-masing temuan kasus mutasi Covid-19.
"Namun saya hendak menyampaikan, seharusnya fokus kita saat ini adalah upaya pencegahan. Bukan hanya fokus terhadap jumlah varian yang sudah ada. Diharapkan update temuan WGS dapat meningkatkan kewaspadaan diri," kata Wiku dalam ketarangan pers, Jumat (28/5).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengingatkan pemerintah daerah agar tidak kendur dalam menjalankan 3T, terutama tracing alias penelusuran kontak erat pasien Covid-19. Pernyataan presiden ini merespons meluasnya temuan kasus mutasi virus corona di Indonesia. Jokowi pun mengakui bahwa kelamahan pengendalian Covid-19 di Indonesia adalah urusan tracing.
"Jadi kalau ada 1 orang yang positif dan itu harus dilacak betul dia kontak dengan orang lain lebih dari 15 menit dan jarak minimalnya kurang lebih 1 meter, berapa orang itu yang harus segera dicek betul, disolasi, dikarantina," ujar Jokowi dalam pengarahannya kepada kepala daerah seluruh Indonesia, Selasa (18/5) lalu.
Hingga pertengahan Mei, data GISAID menunjukkan bahwa varian mutasi Covid-19 sudah ditemukan di tujuh provinsi.