4.264 Peserta Adu Kecerdasan dalam Final KMS 16 dan OGM 6
Soal-Soalnya banyak yang susah namun unik dan berbeda
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perhelatan nasional yang bertajuk Babak Final Kompetisi Matematika Suprarasioal (KMS) ke-16 dan Olimpiade Guru Matematika (OGM) ke-6 se-Indonesia telah digelar secara daring (online), Minggu (30/5/21). Total ada 4.264 yang terdiri dari siswa dan guru SD hingga SMA bersaing rebut gelar juara.
Adapun peserta berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, di antaranya Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Bahkan diikuti juga pelajar Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di Australia.
Kompetisi Matematika Suprarasional (KMS) adalah Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) yang rutin setiap tahun diselenggarakan oleh KPM sebagai wujud kepedulian terhadap Pendidikan Indonesia terutama di bidang Matematika. Namun, khusus pada tahun 2021 ini berganti nama menjadi Kompetisi Matematika Suprarasional (KMS).
“Pergantian ini bukan tanpa dasar. Kondisi Pandemi "memaksa" seluruh sektor kehidupan terjebak dengan batasan jarak demi protokol kesehatan, tak terkecuali di sektor Pendidikan. Proses belajar mengajar pun dilakukan secara Daring dan Luring. Kondisi ini mengakibatkan proses pendidikan sedikit banyaknya menjadi terhambat dan terkendala terutama dalam pembinaan Karakter,” Jelas Herman Hadiwijaya selaku Kepala Divisi Lomba, Pelatihan, dan Pendidikan KPM dalam keterangan pers.
“Hal ini mendorong KPM untuk memberikan cara lain dari pengembangan karakter ini, yaitu melalui sebuah Kompetisi Matematika Suprarasional. Dengan kompetisi yang kami tanamkan muatan karakter di dalamnya, siswa diharapakan bukan hanya belajar meningkatkan kompetensi akademik di bidang matematika saja, namun mampu mencerna karakter kehidupan yang sebenarnya mulai terkikis dengan pola pendidikan saat ini,” imbuhnya.
“Begitupun dengan Olimpiade Guru Matematika (OGM) yang merupakan gelaran ke-6 adalah rangkaian proses peningkatan kompetensi guru baik akademik maupun karakter yang dapat "diwariskan" kembali kepada peserta didik. Jadi, KMS dan OGM ini pada dasarnya merupakan salah satu cara konkret yang dipersembahkan KPM dalam menanamkan karakter bangsa agar tidak kalah dengan kondisi pandemi maupun perubahan zaman,” tutup Herman
Sementara itu, salah satu peserta OGM asal SMP BPK Penabur Holis Bandung mengaku terkesan dan soal-soal OGM memotivasi dirinya untuk terus belajar. “Sangat mengesankan, berpacu dengan waktu. Harus terus belajar dan belajar agar memiliki wawasan yang lebih banyak lagi. Saya berharap ada pembahasan dari soal tersebut dan diadakan kembali untuk tahun-tahun mendatang, ungkapnya dalam pesan singkat.
Hal senada juga diungkapkan Brave Juliada, siswa asal SMP Bhakti Pertiwi. “Soal-Soalnya banyak yang susah namun unik dan berbeda dari soal olimpiade biasanya. Kompetisi ini mengajarkan kita harus jujur dalam mengerjakan lomba dan kita harus jujur dalam hal-hal lain dalam kehidupan sehari hari,” jelasnya.
Setelah perhelatan Babak Final KMS dan OGM, KPM juga membuat gebrakan event terbaru berskala internasional, yakni menjadi tuan rumah Indonesia International Mathematics Competition (IIMC). Ajang ini merupakan kesempatan langka karena cocok untuk melatih kemampuan Matematika. Sebanyak 31 negara sudah dipastikan turut serta dan akan bersaing menjawab soal berkualitas tinggi untuk menjadi yang terbaik. Informasi dan pendaftaran kunjungi laman https://www.kpm.read1institute.org/