Muslim Inggris Populerkan Golf Tanpa Alkohol dan Taruhan
Amir Malik ingin bermain golf yang selaras dengan ajaran agamanya.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sebagai seorang Muslim, Amir Malik ingin bermain golf yang selaras dengan ajaran agamanya. Misalnya, tidak ada alkohol dalam acara kompetisi golf.
Oleh karena itu, dia mendirikan Asosiasi Golf Muslim (MGA). Dalam acara kompetisi di Worsley Park Golf Club di Manchester Inggris, tidak ada alkohol dan taruhan.
Tiket acara tersebut terjual habis dan merupakan acara pertama dalam Perlombaan MGA yang disponsori oleh READ Foundation. Acara selanjutnya ada di The Shire dekat London dan di Forest of Arden dekat Birmingham.
Malik mengaku ada banyak orang yang datang dari seluruh Inggris untuk ikut dalam kompetisi itu. Sayangnya, Malik harus menolaknya karena tiket sudah terjual habis.
“Kami terbuka untuk siapa pun. Mulai dari agama hingga latar belakang seseorang. Anda tidak harus menjadi Muslim untuk hadir. Kami hanya meminta orang untuk menghormati nilai-nilai kami sebagai Muslim,” kata Malik, dilansir BBC, Senin (31/5).
Malik telah menjadi pegolf selama tujuh tahun dan mendirikan MGA yang menggelar acara pertamanya pada Agustus lalu. Pandemi Covid-19 menyebabkan pembatalan kompetisi dua hari di The Belfry musim gugur lalu. Sekarang proyek Malik berjalan lancar dan dia bertekad untuk lebih mempopulerkan olahraga golf di komunitas Muslim.
“Sungguh saya pikir ada banyak kesamaan antara Islam dan permainan golf,” ujar dia.
Namun, ada aspek lingkungan klub golf yang ia rasa kurang cocok. Golf memiliki sisi sosial di dalamnya. Menjadi seorang Muslim sulit untuk berkompromi dengan minuman alkohol dan berjudi. Terlebih, jika waktu ibadah datang, akan terasa canggung. Itu yang membuat Malik sadar ada banyak Muslim lain yang merasakan hal serupa.
Penampilannya pun kerap dipandang rendah dalam lingkungan pemain golf. “Orang-orang memberi Anda penampilan ganda, terutama jika itu adalah pria berjanggut. Saya punya satu dan saya bangga akan itu,” ucap dia.
Malik ingin merevolusi sikap dengan menggelar acara seperti yang dimainkan di Worsley Park. Dia ingin mengubah gagasan bahwa golf tidak hanya dimainkan oleh orang kulit putih, kelas menengah, dan orang kaya.
“Saya ingin menunjukkan sebenarnya golf juga bias dimainkan untuk orang kulit berwarna, ras beragam, jenis kelamin, dan etnis,” tuturnya.
Selain itu, dia juga ingin para Muslimah juga bisa bermain golf. Golf tidak hanya olahraga yang dimainkan oleh pria. Untuk menghapus stereotip itu, dia membentuk Asosiasi Wanita Muslim.
Kursus pertama golf akan berlangsung di Stonebridge Golf Club dekat Birmingham pada Sabtu depan. Tiketnya sudah terjual habis dalam waktu 12 jam setelah diiklankan. Para Muslimah bisa bermain golf bahkan dengan memakai gaun dan jilbab.
Otoritas Golf bersatu dalam keinginan untuk mengembangkan olahraga golf dan di Malik akan muncul duta besar. Ambisinya untuk olahraga tidak mengenal batas. Misinya adalah membawa MGA mendunia.
“Saya ingin pergi ke semua negara yang mayoritas penduduknya Muslim dan memperkenalkan olahraga golf dengan benar. Singkirkan semua penghalang, fokus untuk mengembangkan permainan,” tambah dia. n Meiliza Laveda