Mukormikosis Kok Sampai Keliru Disebut Infeksi Jamur Hitam?
Istilah infeksi jamur hitam belakangan dikaitkan dengan kasus mukormikosis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, istilah black fungus atau jamur hitam menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat dunia. Betapa tidak, kasus infeksi ini melonjak hingga 12 ribuan dan menyebabkan lebih dari 300 kematian di kalangan pasien Covid-19 India.
Sebutan infeksi jamur hitam ini sebenarnya ditujukan untuk kasus mukormikosis yang saat ini sedang mewabah di India. Akan tetapi, penyebutan infeksi jamur hitam untuk kasus mukormikosis sebenarnya kurang tepat.
Mukormikosis sebenarnya merupakan penyakit infeksi jamur yang disebabkan oleh golongan Mucormycetes, sedangkan julukan jamur hitam lebih identik dengan jamur Dematiaceae. Jamur Dematiaceae itu sendiri bukanlah penyebab dari mukormikosis.
Istilah infeksi jamur hitam untuk mukormikosis kemungkinan berasal dari kelainan jaringan berwarna hitam yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Kelainan jaringan berwarna hitam dalam kasus mukormikosis ini disebut sebagai "black eschar".
"Mukormikosis ini menyebabkan kelainan jaringan yang berwarna hitam (black eschar) sehingga mungkin biar gampang disebutnya jamur hitam," kata spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Dr dr Anna Rozaliyani MBiomed SpP(K) dalam konferensi pers virtual yang digelar Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), disimak di Jakarta, Kamis (3/6).
Dr Anna juga menyoroti penggunaan istilah infeksi jamur putih dan infeksi jamur kuning untuk pasien mukormikosis. Kedua istilah tersebut juga dinilai kurang tepat karena infeksi jamur putih atau kuning terkadang dikaitkan dengan infeksi jamur dari golongan Aspergillus.
"Istilah itu tampaknya berasal dari warna cairan yang keluar dari rongga sinus pasien mukormikosis," ungkap Dr Anna.
Menurut Dr Anna, penyebutan penyakit jamur sebaiknya mengikuti nama standar yang seharusnya. Biasanya, nama penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur ditentukan berdasarkan nama latin dari jamur penyebabnya.
Terkait mukormikosis, Dr Anna mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di India diiringi juga oleh lonjakan kasus mukormikosis. Pasien Covid-19, khususnya dengan derajat penyakit berat atau kritis, merupakan salah satu kelompok yang lebih berisiko untuk terkena mukormikosis karena memiliki sistem imun yang lebih rendah.
"Pada kondisi itu (Covid-19 berat atau kritis), biasanya terjadi gangguan sistem kekebalan yang serius sehingga pasien tidak sanggup menghilangkan elemen jamur (yang masuk ke dalam tubuh)," kata Dr Anna.
Selain pasien Covid-19, beberapa kelompok lain juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena mukormikosis. Mereka adalah pasien diabetes, terutama dengan kadar gula darah yang tak terkontrol, pasien sakit berat yang menerima kortikosteroid atau obat penekan imunitas, pasien kanker dan penerima transplantasi organ, hingga pasien gagal ginjal kronis atau pasien yang menjalani terapi hemodialisis.
Mukormikosis termasuk penyakit yang langka, tapi berbahaya. Angka kematian mukormikosis berkisar antara 46-96 persen, tergantung kondisi pasien. Selain itu, mukormikosis juga berpotensi menyerang berbagai sistem organ sehingga mengakibatkan munculnya beragam gejala klinis yang bisa berkembang cepat.
Salah satu tanda klasik dari mukormikosis adalah timbulnya nekrosis atau kematian jaringan secara cepat. Kematian jaringan ini terjadi akibat invasi jamur yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan trombosis atau gumpalan darah.
"Serta kelainan jaringan berwarna hitam atau black eschar," ujar Dr Anna.