India Temukan Varian Baru Covid-19 yang Picu Gejala Berat

Varian terbaru ditemukan India melalu pengurutan genom dari pengunjung internasional.

Pixabay
Ilustrasi virus corona. Menurut National Institute of Virology, varian B.1.1.28.2 dapat memicu penurunan berat badan dan juga menyebabkan replikasi virus di saluran pencernaan serta erosi paru.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- National Institute of Virology di Pune, India, berhasil menemukan varian SARS-CoV-2 baru bernama B.1.1.28.2. Varian baru ini memiliki kecenderungan untuk memicu timbulnya gejala Covid-19 berat pada pasien yang terinfeksi.

Varian terbaru ini berhasil ditemukan setelah National Institute of Virology menggunakan sekuensing genom dari pengunjung internasional yang datang ke India. Para pengunjung internasional tersebut berasal dari Inggris dan Brasil.

Menurut National Institute of Virology, varian B.1.1.28.2 dapat memicu penurunan berat badan. Selain itu, varian ini juga menyebabkan replikasi virus di saluran pencernaan serta erosi paru.

Dalam studi, peneliti National Institute of Virology menginfeksi hamster Syrian dengan varian ini. Pada hamster yang terinfeksi tersebut ditemukan adanya penyakit paru yang signifikan.

Baca Juga


Temuan baru ini kembali mencuatkan pertanyaan terkait efisiensi vaksin dalam melawan SARS-CoV-2, seperti dilansir Times Now News, Rabu (9/6). Namun, menurut studi yang dilakukan National Institute of Virology, vaksin Covid-19 yang digunakan oleh India yaitu Covaxin mampu meningkatkan antibodi untuk melawan varian B.1.1.28.2.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa cakupan vaksinasi Covid-19 yang luas, minimal 80 persen, diperlukan untuk menurunkan kemungkinan adanya infeksi virus corona "impor". Misalnya, infeksi yang berkaitan dengan varian-varian virus corona dan berpotensi memicu timbulnya klaster baru.

Sejauh ini, laboratorium-laboratorium pengurutan genom sedang mencari mutasi yang memiliki potensi tinggi untuk mengubah transmisi penyakit. Indian SARS-CoV-2 Genome Sequencing Consortia (INSACOG), misalnya, telah melakukan sekuensing terhadap lebih dari 30 ribu sampel.

Pemerintah India sedang berupaya untuk meningkatkan jumlah laboratorium yang terlibat dalam sekuensing genom. Sejauh ini, sudah ada 18 laboratorium baru di India yang masuk ke dalam konsorsium.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler