BUMN Tak Perlu Inferior
BUMN bisa kreatif dan inovatif sesuai tuntutan situasi meski terbatas dana dan tenaga
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski luput banyak perhatian, banyak BUMN, anak BUMN, dan BUMD yang mencoba menjaga relevansi usaha mereka di masa depan dengan melakukan transformasi bisnis dan berbasis digital. Hal itu bukan hanya dilakukan BUMN, anak BUMN, dan BUMD yang bidang bisnisnya dekat dengan digitalisasi, tapi juga yang dianggap jauh dari digitalisasi.
Founder and Chairman MarkPlus Hermawan Kartajaya mengatakan, mestinya perusahaan-perusahaan Indonesia, khususnya BUMN, anak BUMN dan BUMD, tidak perlu inferior. Mereka bisa melakukan kreativitas dan inovasi sesuai dengan tuntutan situasi persaingan, sekalipun menghadapi keterbatasan dalam dana dan tenaga.
Kata Hermawan, hal ini menandakan kewirausahaan dan kepemimpinan berjalan dengan baik di tengah tantangan bisnis karena covid-19.
"Ini jelas kabar baik yang perlu diketahui banyak kalangan yang diharapkan bisa mendorong semakin banyak kreativitas dan inovasi, baik di lingkungan BUMN, anak BUMN dan BUMD maupun pelaku ekonomi lainnya," kata Hermawan dalam BUMN Marketeers Award 2021 bertajuk "Digital Transformation in Marketing" di Jakarta, Rabu (9/6).
Hermawan mengapresiasi antusiasme BUMN dan anak BUMN serta BUMD untuk berpartisipasi dalam BUMN Marketeers Award 2021 dengan tema Digital Transformation in Marketing.
Seperti yang sudah berjalan sejak 2012, ucap Hermawan, BUMN bersedia mengisi formulir yang menjadi prasyarat keiukutsertaan, termasuk mencantumkan pencapaian kinerja. Setelah itu mereka mesti mengikuti proses penjurian.
Para juri berasal dari Jakarta CMO Club, Indonesia Marketing Association (IMA) dan International Council for Small Business (ICSB) Indonesia, yang tidak boleh dari yang berasal dari BUMN, anak BUMN, dan BUMD. Dalam proses penjurian tersebut, para juri yang berasal dari luar BUMN, anak BUMN dan BUMD dibuat kagum dengan berbagai inisiatif transformasi digital yang dilakukan.