Varian Delta Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Setelah Vaksinasi
Vaksin tetap penting meski varian Delta kurangi efektivitasnya dalam cegah infeksi.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah studi dari All India Institute of Medical Science (AIIMS) Delhi menunjukkan, lonjakan kasus di India sebagian besar disebabkan kehadiran virus corona varian Delta (B1.617.2). Lonjakan kasus positif Covid-19 itu pun terdiri atas kasus yang menjangkiti orang yang bahkan telah disuntik vaksin Covishield dan Covaxin.
Dilansir laman Times Now News, Kamis (10/6), penelitian ini melibatkan 63 orang yang terinfeksi penyakit pandemi setelah menerima suntikan vaksin. Sebanyak 36 pasien menerima dua dosis, sementara 27 pasien telah menerima satu dosis vaksin.
Sepuluh pasien menerima Covishield, sedangkan 53 pasien menerima Covaxin. Angka itu terdiri atas 41 pasien laki-laki dan 22 pasien perempuan.
Laporan tersebut lebih lanjut menyatakan, tidak ada laporan kematian dalam ukuran sampel 63 orang. Meskipun demikian, hampir semua kasus mencatatkan demam tinggi yang tidak henti-hentinya selama lima sampai tujuh hari. Dari 63 kasus infeksi setelah vaksin dalam penelitian ini, termasuk 36 yang menerima dosis penuh, tidak ada satu orang pun yang meninggal karena Covid-19.
BACA JUGA: Pantaskah Megawati Raih Profesor Kehormatan Unhan? Ini Penilaian Seorang Profesor IPB
Sementara itu, kehadiran varian Delta ada pada sekitar 60 persen orang yang menerima dosis ganda dari kedua vaksin dan ditemukan pada 77 persen orang yang menerima satu dosis. Sampel untuk penelitian ini dikumpulkan sebagai bagian dari pengujian rutin untuk pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat di All India Institute of Medical Sciences.
Sebagian besar dari mereka memiliki gejala demam tinggi, sesak napas, dan sakit kepala. Laporan tersebut juga mengatakan, viral load pada saat diagnosis pun tinggi. Hal itu terjadi pada semua pasien, terlepas dari status vaksinasi atau jenis vaksin yang diterima.
Studi yang dilakukan setelah analisis rinci oleh Pusat Nasional Pengendalian Penyakit dan Institut Genomic & Integrative Biology ini menunjukkan, varian Delta mengurangi efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi. Namun, vaksin tetap sangat efektif dalam mencegah penyakit parah.