Ahmadullah Shah, Patriot Muslim India yang Melawan Inggris

MA India memastikan kemungkinan Masjid Ayodhya didedikasikan untuk Ahmadullah Shah.

Desain Masjid Ayodhya baru
Ahmadullah Shah, Patriot Muslim India yang Melawan Inggris. Ini Penampakan Desain Masjid Ayodhya di India
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ahmadullah Shah adalah seorang Muslim taat yang berjuang melawan Inggris untuk kemerdekaan India. Dia dibunuh saat memimpin pemberontakan bersenjata.

Baca Juga


Untuk mengenang jasanya, Mahkamah Agung India telah memastikan kemungkinan Masjid Ayodhya didedikasikan untuk Ahmadullah Shah. Anggota lembaga bertanggung jawab mengembangkan tanah yang diberikan sebagai pengganti Masjid Babri. Sekretaris Indo Islamic Cultural Foundation (IICF) Athar Hussain mengatakan amanah tersebut akan diumumkan secara resmi setelah musyawarah.

Siapa Ahmadullah Shah?

Ahmadullah lahir di keluarga prajurit bangsawan Awadh dan dikenal sebagai 'Mercusuar Pemberontakan'. Dia terkenal karena memulai pemberontakan tahun 1857.

Sang ayah, Ghulam Hussain Khan, adalah seorang pejabat senior di pasukan Haider Ali penguasa de facto Mysore. Nenek moyang Ahmadullah adalah eksponen besar persenjataan.

Berasal dari keluarga kaya, Ahmadullah menguasai bahasa Inggris dengan baik. Dia adalah seorang siswa pendidikan Islam tradisional dan telah dilatih berperang.

 

Ahmadullah telah melakukan perjalanan melintasi Inggris, Uni Soviet, Iran, Irak dan juga melakukan haji. Raja Iran yang telah mendengar keberhasilan Ahmadullah dalam pendidikan dan peperangan menawarinya posisi di istananya, namun Shah menolaknya dan kembali ke India.

Menjelang pemberontakan 1857 melawan Inggris yang pecah di Lucknow, Ahmadullah ditangkap di Faizabad. Namun, dia melarikan diri dari penjara setelah tiga bulan ditahan dan melancarkan jihad melawan Inggris di wilayah Awadh.

Perwira Inggris George Bruce Malleson secara khusus menyebutkan keberanian dan kemampuan organisasi Shah dalam bukunya berjudul History of Indian Mutiny. Buku tersebut menceritakan tentang pemberontakan 1857 yang ditulis dalam enam jilid.

Dalam tulisannya, Malleson menyebut Shah menjadikan Ayodhya sebagai wadah revolusi melawan Inggris dan memicu pemberontakan di seluruh wilayah Awadh. Dia mengubah Masjid Sarai di daerah Chowk Faizabad sebagai markas besarnya dan mengadakan pertemuan dengan para pejuang kemerdekaan.

Setelah Shah membebaskan wilyah Faizabad dan sebagian besar Awadh, dia membuat ketakutan dan kepanikan di kalangan Inggris. Peneliti dan sejarawan terkemuka dari Awadh, Ram Shankar Tripathi mengatakan Shah merupakan lambang persatuan agama dan Ganga-Jamuni tehzeeb dari Ayodhya.

 

“Selama pemberontakan tahun 1857, bangsawan seperti Nana Sahib dari Kanpur, Kunwar Singh dari Arrah bertempur bersama Ahmadullah Shah. Resimen Infantri ke-22 dipimpin oleh Subedar Ghamandi Singh dan Subedar Umrao Singh dalam Pertempuran Chinhat yang terkenal,” tulis Tripathi, dilansir Times of India.

Kematian Ahmadullah Shah

Inggris telah mengumumkan hadiah 50 ribu keping perak bagi siapa pun yang bisa menyerahkan kepala Shah. Shah telah melakukan perjalanan melintasi Awadh dan memobilisasi warga untuk melawan imperialis ketika dia meminta Raja Powayan Raja Jagannath Singh bergabung dengannya.

Pada 5 Juni 1858, ketika Shah mencapai istana Singh, raja menghujani Ahmadullah dengan peluru dan membunuhnya. Kemudian Singh memenggal kepala Ahmadullah dan menyerahkan kepalanya kepada hakim yang memberinya hadiah. Malleson menggambarkan kematian Ahmadullah sebagai seorang patriot sejati yang memperjuangkan kemerdekaan untuk negara asalnya.

Link artikel asli

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler