India Peringatkan Ancaman Varian Delta Plus

Varian Delta plus tunjukkan peningkatan penularan di India.

EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Petugas kesehatan membujuk keluarga gembala untuk disuntik vaksin Covid-19 di Tosa Maidan, distrik Budgam Kashmir tengah, India. India terus mengejar capaian vaksinasi sebab varian baru Delta plus sudah ditemukan.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, MAHARASHTRA — Menteri Kesehatan India, Rajesh Bhushan, kemarin menyatakan, varian virus corona baru Delta plus dikhawatirkan menjadi ancaman. Pasalnya, varian ini telah ditemukan sebanyak 16 kasus di Negara Bagian Maharashtra.

Kementerian Kesehatan mengatakan, varian Delta plus menunjukkan peningkatan penularan. Karena itu, kementerian menyarankan kepada negara bagian untuk meningkatkan pengujian.

Dalam mengantisipasinya, India melakukan vaksinasi yang menyentuh rekor harian, sekitar 8,6 juta orang melalui program gratis. Namun, para ahli ragu jika jumlah itu bisa terus bertahan dengan kecepatan seperti itu. “Ini jelas tidak berkelanjutan,” kata Chandrakant Lahariya, pakar kebijakan publik dan sistem kesehatan, dikutip Irish Times, Rabu (23/6).

Dia menilai, jumlah itu telah mengonsumsi sebagian besar stok vaksin mereka saat ini, yang tentunya akan memengaruhi vaksinasi dalam beberapa hari ke depan. Dengan pasokan vaksin yang diproyeksikan saat ini untuk beberapa bulan ke depan, kata Lahariya, tingkat harian maksimum yang dapat dicapai adalah 4 juta hingga 5 juta dosis.

Diketahui, sejak Mei, vaksinasi rata-rata kurang dari 3 juta dosis sehari, jauh lebih sedikit dari rata-rata 10 juta yang dikatakan pejabat kesehatan untuk melindungi jutaan orang yang rentan terhadap lonjakan baru.

Hal itu juga tidak ditopang vaksinasi di perdesaan. Terlebih, dua pertiga dari populasi 1,4 miliar jiwa dan sistem perawatan kesehatan India masih sering kewalahan dan terkadang dorongan itu goyah.

Tak sampai di sana, ibu kota negara tersebut juga menghadapi kesulitan. Pihak berwenang di New Delhi mengatakan, lebih dari 8 juta penduduk belum menerima dosis pertama. Bahkan, untuk memvaksinasi semua orang dewasa di sana, akan memakan waktu lebih dari satu tahun dengan kecepatan saat ini.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler