Vaksin Produksi RI-Korsel Diuji Klinis Juli

Vaksin kerja sama RI-Korsel dikembangkan oleh PT Kalbe Farma dan Genexine.

Antara/Humas Kemenlu
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong (kiri) sebelum melakukan pertemuan bilateral di Gedung Pancasila, Jakarta, Jumat (25/6/2021). Pertemuan bilateral kedua negara tersebut membahas kerja sama di bidang kesehatan, diantaranya pengadaan APD, peralatan diagnostik, obat-obatan serta pengembangan vaksin.
Rep: Fergi Nadira Bach Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, dan Menlu Korea Selatan (Korsel), Chung Eui-yong, melakukan pertemuan bilateral resmi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (25/6). Dalam pertemuan tersebut keduanya sepakat untuk memperkuat kerja sama, terutama pada bidang kesehatan.

"Pentingnya meningkatkan kerja sama kesehatan, terlebih di masa sulit pandemi Covid-19 ini," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers bersama Menlu Chung, Jumat.

Menlu Retno menjelaskan, beberapa kerja sama RI dan Korsel telah dilakukan. Di antaranya kerja sama dalam pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), peralatan diagnostik, dan obat-obatan.

Dalam hal ini, RI juga menyambut baik beberapa kerja sama yang tengah berlangsung dengan Korsel, seperti pengembangan vaksin kerja sama antara PT Kalbe Farma dan Genexine yang akan melakukan uji klinis tahap 2 dan 3 di Jakarta dan Jawa Tengah pada Juli 2021. "Jika tahapan tersebut terlewati dengan baik, maka diharapkan vaksin akan tersedia di akhir tahun 2021," tutur Menlu Retno.

Selain itu, Menlu Retno menjelaskan kesepakatan kerja sama kedua negara pada pengembangan terapeutik. Kerja sama tersebut dilakukan antara National Institute of Health Research and  Development and Daewoong Infion, serta PT Kalbe Farma dan Genexine (GX-17) dalam produksi obat Covid-19 yang saat ini sudah dalam tahap pengujian.

Kerja sama bidang kesehatan lain, yakni kesepakatan dalam memperoleh alat diagnostik. Ini dilihat dengan adanya rencana prospek investasi perusahaan diagnostic Korea SD Biosensor dan Sugentech untuk membuka pabriknya di Indonesia.

"Selain itu masih dalam konteks kerja sama kesehatan, kemarin Bappenas dan KOICA (Korean International Cooperation Agency) telah menandatangani Minutes of Understanding on Inclusive Program for Covid-19 Response senilai 4 juta dolar AS yang bertujuan mendukung berbagai program penanggulangan pandemi serta dampak sosial ekonominya di Indonesia," ujar Menlu Retno.

Dengan demikian, berbagai kerja sama ini tentunya diharapkan dapat memperkuat industri kesehatan nasional dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman pandemi di masa depan. Sementara itu, Menlu Chung mengatakan, Korsel siap bekerja sama dengan RI dalam penanggulangan pandemi.

"RI merupakan mitra kerja yang diprioritaskan oleh Korsel dalam penanganan Covid-19. Sebagaimana kami lakukan tahun lalu, tahun ini juga kami akan memberikan bantuan peralatan penanggulangan Covid-19 dan medis," ujar Menlu Chung.

Sebelumnya, kedua Menlu telah menandatangani MoU kesepakatan mengenai kerja sama penanggulangan Covid-19. Menlu Chung menyampaikan apresiasinya dan untuk mengimplementasikannya, pihak Korsel mengucapkan terima kasih kepada Pemerintahan RI.

Kedua negara juga bekerja bersama pada langkah internasional untuk mendorong akses kesetaraan vaksin. RI dan Korsel juga sepakat bekerja sama untuk mendorong produksi vaksin. Korsel sendiri berkomitmen untuk menyumbangkan vaksin pada pertemuan dengan negara adidaya dunia beberapa waktu lalu. Menlu Chung berharap pemberian vaksin tersebut dapat juga dirasakan oleh ASEAN dan RI.



Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler