Peneliti India Sebut Varian Delta Plus Ancam Paru-Paru

51 kasus Delta Plus telah terdeteksi di 12 negara bagian India.

Pixabay
Ilustrasi virus corona.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI -- Varian Delta Plus COVID-19 memiliki afinitas yang lebih besar terhadap jaringan paru-paru dibandingkan dengan strain lain. Namun varian itu tidak berarti akan menyebabkan penyakit yang parah atau lebih mudah menular. 

Baca Juga


Hal tersebut disampaikan oleh ketua Kelompok Kerja COVID-19 dari Kelompok Penasihat Teknis Nasional untuk Imunisasi (NTAGI) NK Arora. Varian virus baru dari coronavirus, Delta Plus, diidentifikasi pada 11 Juni. Baru-baru ini diklasifikasikan sebagai varian yang mengkhawatirkan. Hingga saat ini, 51 kasus Delta Plus telah terdeteksi di 12 negara bagian India.

"Delta plus memiliki afinitas yang lebih besar pada lapisan mukosa di paru-paru, lebih tinggi dibandingkan varian lainnya, tetapi apakah menyebabkan kerusakan atau tidak belum jelas. Ini juga tidak berarti bahwa varian ini akan menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih menular," kata Arora dilansir dari livemint pada Senin (28/6).

Arora mengatakan dampak dari strain Delta plus akan menjadi lebih jelas karena lebih banyak kasus diidentifikasi. Namun, tampaknya penyakit ini umumnya ringan pada semua orang yang telah mendapat vaksin dosis tunggal atau ganda. 

"Kita harus sangat hati-hati dan melihat penyebarannya sehingga akan memberikan efisiensi transmisi," ujar Arora. 

Arora mengatakan jumlah kasus yang diidentifikasi varian Delta plus berpeluang lebih banyak. Sebab mungkin ada banyak orang tanpa gejala.

"Tetapi poin pentingnya adalah bahwa komponen pengawasan genomik kami telah mengambil sampel dengan benar dan cukup awal," ucap Arora.

Arora menyebut pihaknya telah menyebarkan informasi ini ke negara bagian. Varian tersebut juga sudah digolongkan varian kekhawatiran dan memerlukan tindakan segera.

"Yang berarti bahwa beberapa negara bagian telah memulainya. membuat rencana mikro untuk wilayah yang teridentifikasi virusnya agar penyebarannya dapat ditanggulangi. Jelas vaksinasi harus ditingkatkan," ucap Arora.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler