Jenazah Pasien Covid di Bekasi Antre untuk Dimakamkan

Jenazah pasien Covid di Bekasi antre untuk dimakamkan karena kasus kematian meningkat

Republika/Thoudy Badai
Jenazah pasien Covid-19 (ilustrasi)
Rep: Uji Sukma Medianti Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kota Bekasi mengalami kenaikan dalam satu pekan terakhir. Dampaknya, jenazah-jenazah pasien Covid-19 harus antre untuk bisa dimakamkan di TPU Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, yang merupakan tempat pemakaman khusus Covid.

Baca Juga


"Kemarin memang ada antrean (pemakaman jenazah)," kata pria yang akrab disapa Pepen itu di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Kamis (1/7).

Wali Kota menjelaskan, pada 27 Juni ada 43 orang yang meninggal dunia kemudian pada 28 Juni ada 40 orang, dan pada 29 Juni ada 73 orang. Seluruhnya dimakamkan di TPU khusus Covid-19 tersebut.

Pepen mengungkapkan, kondisi ini sudah diprediksi sebelumnya. Oleh karena itu, pada 22 Juni, Pemkot Bekasi telah mengoperasikan alat berat untuk mempercepat pengalian kuburan untuk puluhan jenazah pasien Covid.

"Makanya dari 22 Juni itu kita ancang-ancang eskavator (alat berat) masuk. Karena, gali satu lubang saja mungkin bisa menghabiskan waktu dua sampai tiga jam," ujarnya.

Pepen mengatakan, saat ini ada banyak jenazah di RSUD Chasbullah Abdulmadjid yang belum dimakamkan. Dalam menghadapi situasi ini, Pepen meminta kepada warganya agar melapor kepada puskesmas setempat apabila diketemukan kasus kematian tidak di rumah sakit. Sehingga, tidak perlu lagi ke RSUD atau rumah sakit swasta.

"Saya juga imbau kepada warga masyarakat, kalau diketemukan itu meninggal tidak dalam fasilitas RS. Segera info ke puskesmas, nanti diambil oleh tim puskesmas," katanya.

"Tim puskesmas dibawa ke rumah singgah, terus kita bawa ke pemulasaran sesuai WHO. Baru kita makamkan ke TPU Padurenan," ucapnya.

Adapun, berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Bekasi, kasus meninggal dunia mengalami kenaikan sejak dua pekan lalu. Hingga 26 Juni 2021, jumlah kasus kematian bertambah menjadi 662 kasus. Jumlah ini belum termasuk angka kematian hingga 30 Juni kemarin.

Tren angka kematian sejak 20 hingga 26 Juni naik secara gradual dari 1,26 persen menjadi 1,29 persen per jumlah kasus aktif yang mencapai 3.044 orang pada 26 Juni 2021.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler