Kontroversi Penalti Inggris, Gol Hantu 1966, dan Final Euro

Mayoritas penggemar percaya Inggris beruntung setidaknya memenangkan penalti

Glyn Kirk/Pool Photo via AP
Selebrasi pemain Timnas Inggris Raheem Sterling (kanan) usai mencetak gol ke gawang Kroasia dalam laga perdana Grup D Euro 2020 antara Inggris melawan Kroasia di Stadion Wembley, Inggris, Ahad (13/6) malam.
Rep: Anggoro Pramudya Red: Muhammad Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Beberapa penggemar timnas Skotlandia, Denmark, dan Italia mengeklaim timnas Inggris melakukan manipulasi atas hadiah penalti Raheem Sterling pada perpanjangan waktu partai semifinal Euro 2020.

Sebagaimana dilansir Daily Mail, Kamis (8/7) para tifosi dari tiga negara tersebut menuduh Sterling melakukan aksi 'diving' untuk bisa mendapatkan penalti demi memastikan kemenangan Inggris atas Denmark menjadi 2-1.

Komentaror asal Italia sebelumnya menyebut Sterling tidak mendapat sentuhan pun kontak dengan Joakim Maehle di area penalti. Mereka melabeli penyerang milik Manchester City sebagai 'tukang tipu' dengan melakukan tindakan seolah-olah terjatuh karena benturan dengan bek Denmark.

Akan tetapi, pernyataan paling menohok dikeluarkan outlet surat kabar asal Skotlandia, Metro, dengan memuat judul 'Mereka Berpikir Semuanya Sudah Berakhir'. Itu mengacu pada kemenangan final Piala Dunia (PD) 1966 Inggris.

Sementara anggota parlemen SNP, Peter Wishart juga melempar dukungannya untuk timnas Denmark tepat sebelum pertandingan dimulai.

"Saya suka Denmark itu adalah negara pertama di luar Skotlandia yang membawa Runrig ke hatinya dan kami memiliki penonton dan fans setia. Jadi saat ini hanya ada satu tim untuk saya, Denmark!," tulis Pwter Wishart di akun resmi Twitter pribadinya.

Mayoritas penggemar percaya Inggris beruntung setidaknya memenangkan penalti, dengan sangat sedikit kontak yang terlihat pada Sterling dalam tayangan ulang.

Dan penggemar juga turun ke media sosial untuk melampiaskan kemarahan mereka karena ada dua bola di atas lapangan beberapa saat sebelum Inggris dihadiahkan penalti.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler