Beda Gejala Covid-19 Usai Sekali Vaksinasi Vs Dosis Lengkap
Orang yang telah divaksinasi cenderung mengembangkan gejala ringan Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski telah mendapatkan vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dengan dosis lengkap, orang masih punya risiko terkena penyakit wabah ini. Akan tetapi, data menunjukkan ada sejumlah gejala Covid-19 yang cukup berbeda yang dialami mereka yang sudah lengkap divaksinasi, dibandingkan yang tidak.
Dilansir The Sun, gejala-gejala ini secara resmi dimasukkan dalam daftar oleh badan kesehatan nasional Inggris (NHS). Ada hampir dua pertiga populasi di Inggris yang telah mendapatkan vaksinasi penuh.
NHS mengatakan tes Covid-19 bisa dilakukan oleh warga di negara itu secara gratis jika mengalami gejala seperti batuk, kehilangan fungsi indra penciuman atau perasa, serta demam. Namun, bagi orang-orang yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh, laporan terkait gejala infeksi virus corona jenis baru sejauh ini lebih ringan, bahkan cenderung menyebabkan gejala berbeda.
Gejala yang disebut paling umum bagi orang-orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap adalah sakit kepala. Di samping itu, biasanya pilek, bersin, dan sakit tenggorokan juga menjadi tanda bagi orang yang terinfeksi virus corona jenis baru setelah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Data ini didapatkan oleh para peneliti di King's College London. Mereka mengumpulkan informasi dari orang-orang dengan tes positif melalui Aplikasi Studi Gejala Covid-19, ZOE.
"Batuk terus menerus sekarang menempati urutan nomor delapan jika Anda sudah mendapatkan dua dosis vaksin, jadi gejala itu tidak lagi menjadi indikator utama Covid-19," ujar para peneliti dalam studi.
Para peneliti mencatat, sering kali bersin menjadi gejala yang umum terjadi pada orang-orang dengan vaksinasi lengkap namun terinfeksi virus corona jenis baru. Mereka menyebut, diperlukan tes bagi warga yang mengalami gejala ini, terutama jika tinggal atau bekerja di sekitar orang yang berisiko lebih besar terkena Covid-19.
Sementara itu, orang yang baru mendapatkan vaksinasi satu dosis saja biasanya cenderung mengalami gejala sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan, bersin, dan batuk terus menerus. Inilah yang membedakan secara khusus, yakni bahwa batuk terus menerus masih sering terjadi.
Bersin sebagai gejala baru pada orang yang divaksinasi lengkap telah didukung oleh data yang dikelompokkan berdasarkan usia. Sebelumnya, aplikasi ZOE telah menemukan bahwa bersin lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun.
Sebelumnya, bersin tidak pernah ditandai sebagai gejala Covid-19 dan cenderung terjedi pada orang yang sedang flu atau pilek. Peneliti mengatakan bahwa orang dengan alergi bersin karena kuman dengan cepat mengaktifkan sistem kekebalan mereka.
Bersin kemungkinan merupakan gejala yang harus diwaspadai di masa depan karena bisa menandakan seseorang membawa virus SARS-CoV-2. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa masker yang dikenakan untuk menutupi hidung dan mulut dapat mengurangi penyebaran virus corona dari cipratan liur saat orang batuk, bersin, dan berbicara.
Meski demikian, vaksin membuat potensi gejala Covid-19 serius berkurang secara significan. Data ZOE menunjukkan bahwa orang-orang yang telah divaksinasi, 49 persen kemungkinannya lebih kecil mengalami penyakit dengan gejala parah.
Data menunjukkan, perempuan memiliki peluang lebih tinggi berisiko terkena Covid-19 usai divaksinasi dua kali. Selain itu, orang di bawah usia 60 tahun dengan obesitas dan berada di wilayah atau daerah terpencil juga berisiko tinggi.
Peneliti mengatakan, efek vaksin bisa dipengaruhi oleh kualitas diet. Orang-orang yang menjauhi junk food cenderung lebih kecil kemungkinannya terkena Covid-19.