Negara Asia Tenggara Alami Lonjakan Kasus Covid-19
Asia Tenggara mengalami rekor peningkatan kasus dan kematian akibat Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Asia Tenggara mengalami rekor peningkatan kasus dan kematian akibat Covid-19 beberapa waktu belakangan. Kurangnya vaksin dan merebaknya varian Covid-19 baru yang sangat menular telah menggagalkan upaya penahan virus.
Tatkala negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Prancis bersiap untuk menghapus sebagian besar pembatasan, Asia Tenggara justru memperketat tindakan pembatasan. Pemerintah di negara-negara Asia Tenggara menargetkan pembatasan akan berpengaruh sebagai pemutus lonjakan dramatis dari virus corona.
Indonesia termasuk negara paling parah mengalami lonjakan Covid-19 di kawasan Asia Tenggara. Indonesia melaporkan 38.391 kasus baru pada Kamis (8/7), enam kali lipat dari jumlah pada bulan sebelumnya. Jumlah kematian di Indonesia juga meningkat dua kali lipat dari awal Juli.
Rumah Sakit di pulau terpadat Jawa juga mengalami kekurangan oksigen dan pemakaman khusus Covid-19 hampir penuh di Jakarta. Dilansir Channel News Asia pada Jumat (9/7), Malaysia dan Thailand juga melaporkan rekor kematiannya pada Kamis (8/7) yang membuat pihak berwenang membatasi perjalanan.
Terminal baru di bandara ibu kota Thailand misalnya, tengah diubah menjadi rumah sakit lapangan berkapasitas 5.000 tempat tidur. Sementara di negara tetangganya, Myanmar, lebih dari 4000 kasus baru Covid-19 tercatat. Angka ini merupakan jumlah kasus tertinggi selama pandemi.
Kamboja telah melihat jumlah kasus dan kematian tertinggi dalam sembilan hari terakhir. Pakar kesehatan mengatakan tingkat pengujian yang rendah di negara-negara terpadat di kawasan itu, Indonesia dan Filipina, juga kemungkinan menyamarkan tingkat wabah sepenuhnya, sementara Myanmar telah mengalami kegagalan dalam pengujian sejak kudeta militer Februari.