Masa PPKM Darurat, Himbara Optimalkan Layanan Digital

Nasabah diimbau bertransaksi cashless dan melakukan transaksi perbankan digital

Antara/Muhammad Adimaja
Warga menggunakan fasilitas layanan perbankan digital di Jakarta, (ilustrasi).
Rep: Novita Intan Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) berupaya mengoptimalkan layanan digital banking saat pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Diharapkan dengan kanal layanan digital banking, masyarakat tetap dapat beraktivitas dengan nyaman dan aman tanpa perlu keluar rumah atau ke kantor layanan bank.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengatakan, perseroan mengimbau nasabah dapat bertransaksi secara cashless dan melakukan berbagai macam transaksi perbankan secara digital. Para nasabah dapat menggunakan Internet Banking BRI, salah satu layanan digital banking BRI yang dapat digunakan aplikasi BRImo.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan aplikasi BRImo membuat masyarakat lebih mudah melakukan transaksi karena dapat dilakukan dari manapun dan kapan pun. “Sepanjang 2020 BRImo sebagai Super Apps BRI, volume transaksi BRImo tumbuh 660,5 persen year on year. Per kuartal satu 2021 mencatatkan pertumbuhan volume transaksi secara signifikan sebesar 516 persen year on year,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (11/7).

Aestika melihat tren beralihnya pola transaksi masyarakat selama pandemi tersebut, maka selama PPKM darurat yang semakin membatasi mobilitas masyarakat kali ini. Diproyeksikan membuat transaksi digital banking BRI juga akan semakin meningkat.

Selain super apps BRImo, BRI juga terus melakukan pengembangan terhadap layanan digital banking lainnya seperti Digital Saving, maupun Digital Loan secara terus menerus semakin memudahkan masyarakat dalam menikmati layanan perbankan BRI.

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengoptimalkan layanan digital banking, seperti mobile banking, internet banking serta ATM.  Perseroan meningkatkan kapasitas dan fitur dari mobile banking BTN agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh nasabah terlebih saat pemberlakukan PPKM darurat misalnya transfer, pembayaran BPJS Kesehatan, bayar PBB, listrik, PDAM dan top up dompet digital serta virtual account dapat transaksi pada e-commerce.


Direktur IT, Operation and Digital Banking BTN Andi Nirwoto mengatakan perseroan juga menambah fitur Cardless Withdrawal, dimana nasabah dapat melakukan transaksi tarik tunai tanpa kartu ATM, serta QRIS, fitur yang memudahkan nasabah bertransaksi dengan  memindai QR Code melalui aplikasi mobile banking BTN.

“Transaksi lewat e-channel seperti mobile banking makin diminati nasabah. Hal ini dibuktikan dengan total transaksi perbankan tahun lalu yang mencapai lebih dari 200 juta transaksi, 96 persen-nya dilakukan melalui e-channel, salah satunya mobile banking,” ujarnya.

Khusus mobile banking BTN yang tahun lalu telah dipoles ulang, BTN mencatat penambahan pengguna baru, per Mei 2021 sebanyak 1,63 juta pengguna atau naik 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,29 juta pengguna. Hal ini seiring peningkatan pengguna mobile banking, jumlah transaksi pun melonjak 53 persen menjadi 54 juta transaksi pada Mei 2021, padahal pada Mei 2020 hanya 35,8 juta transaksi.

“Adapun jumlah transaksi mobile banking mayoritas transaksi top up dompet digital seperti LInkAja, OVO dan Gopay, selain transaksi pembayaran layanan telekomunikasi,” kata Andi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler