Pakistan Perkuat Keamanan di Perbatasan dengan Afghanistan

90 persen perbatasan Pakistan dan Afghanistan telah dipagari

EPA-EFE/JAMAL TARAQAI
Tentara Pakistan berjaga di perbatasan Pakistan-Afghanistan, ilustrasi
Rep: Puti Almas Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD — Pemerintah Pakistan berupaya memperkuat keamanan di wilayah perbatasan dengan Afghanistan, menyusul penarikan pasukan asing yang terjadi di negara itu. Langkah itu dilakukan di tengah kekhawatiran situasi tidak stabil yang memicu arus pengungsi. 

Baca Juga


 

“Saat ini 90 persen perbatasan Pakistan dan Afghanistan telah dipagari,” ujar direktur jenderal hubungan  masyarakat antar layanan Pakistan, Babar Iftikhar dalam sebuah pernyataan, dilansir Sputnik, Ahad (11/7). 

Menurut Iftikhar, Kementerian Dalam Negeri Pakistan bersiap untuk kemungkinan masuknya pengungsi dari Afghanistan. Ia menambahkan bahwa saat ini negara sudah sangat siap dan di wilayah perbatasan, mekanisme keamanan jauh lebih baik. 

Penarikan pasukan asing dari Afghanistan dilakukan, di antaranya dari Amerika Serikat (AS) yang menargetkan pada 11 September mendatang telah melaksanakan sepenuhnya. Hal itu secara luas dikhawatirkan akan menimbulkan krisis kemanusiaan di negara itu dan menyebabkan gelombang pengungsi melarikan diri ke negara-negara tetangga.

 

Tasnim Aslam, mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, mengatakan bahwa Pakistan khawatir bahwa para anggota kelompok militan mungkin bersembunyi di antara pengungsi yang datang dari Afghanistan dan menyebar tak terkendali ke seluruh wilayah dengan arus migran. Ia juga mengatakan bahwa ketidakstabilan di negara tetangga itu akan memungkinkan terjadinya perdagangan narkoba. 

 

Aslam menyebut bahwa berbagai kelompok militan di Afghanistan secara bertahap akan bergantung pada perdagangan narkoba untuk mendanai operasi mereka. Mengingat hal ini, ia mendesak mitra regional untuk memperkuat perlindungan perbatasan.

 

 

Taliban telah membuat keuntungan teritorial yang signifikan di Afghanistan, dengan setidaknya memiliki tiga titik penyeberangan ke negara tetangga yaitu Uzbekistan, Tajikistan dan Iran. Hal ini telah mendorong banyak politisi dan analis untuk percaya bahwa Pemerintah Afghanistan kemungkinan besar akan jatuh ke tangan Taliban di beberapa bulan ke depan.

 

Konflik yang berlangsung selama dua puluh tahun di Afghanistan adalah perang terpanjang dalam sejarah Amerika. Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak ingin mengirim generasi ketiga tentara Negeri Paman Sam untuk berperang di sana.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan  bahwa Presiden Vladimir Putin telah melakukan kontak dengan para pemimpin negara-negara Asia Tengah mengenai situasi yang memburuk dengan cepat di Afghanistan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler