Gagal di Final Euro, Southgate: Menyedihkan dan Menyakitkan

Inggris harus rela kembali puasa gelar sejak terakhir kali juara Piala Dunia 1966.

EPA-EFE/Andy Rain
Reaksi pelatih Inggris Gareth Southgate pada final Euro 2020 antara Italia dan Inggris di London, Inggris, Senin (12/7) dini hari WIB.
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate, tidak ingin banyak beralasan setelah gagal menjuarai Euro 2020. Skuat Tiga Singa harus takluk di tangan Italia melalui drama adu penalti di Stadion Wembley, London, Inggris, Senin (12/7) dini hari WIB.

Inggris langsung memberi kejutan lewat gol cepat Luke Shaw saat babak pertama baru berjalan dua menit. Shaw dan rekan-rekannya sempat mendominasi jalannya pertandingan dan menutup separuh laga dengan kemenangan 1-0.

Namun, Italia berhasil bangkit lewat gol Leonardo Bonucci di menit ke-67. Skor sama kuat 1-1 bertahan hingga waktu normal berakhir dan terpaksa dibawa ke adu penalti.

Italia sukses menceploskan tiga gol, sementara Inggris hanya bisa melesakkan dua gol di babak tos-tosan. Alhasil, Gli Azzuri berhasil menjuarai Euro pertama kali sejak 52 tahun.

"Kami benar-benar kecewa. Yang paling pertama tentu pemain harus diberi penghargaan karena sudah berusaha maksimal," kata Southgate seperti dilansir BBC Sport, Senin (12/7)

Southgate berpendapat anak asuhnya sudah tampil apik di sepanjang pertandingan. Hanya saja, tim lawan berhasil menguasai lebih banyak bola sehingga menyulitkan Inggris untuk menggandakan keunggulan.  "Terutama di babak kedua, para pemain sudah bekerja dengan sepenuh hati tetapi semuanya sirna. Yang jelas, suasana di ruang ganti sangat menyedihkan," ujarnya.

Inggris harus rela kembali berpuasa gelar sejak terakhir kali menjuarai Piala Dunia 1966 lalu. Ini merupakan final pertama skuat Tinga Singa sejak 55 tahun terakhir.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler