Allah Menegaskan Wajibnya Menaati Nabi Muhammad

Menaati Nabi Muhammad adalah kewajiban.

google.com
Allah Menegaskan Wajibnya Menaati Nabi Muhammad. Foto; Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi).
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT melalui Alquran menegaskan wajibnya umat manusia mentaati Rasulullah SAW. Manusia yang tidak mentaati atau durhaka atau ingkar terhadap Rasulullah adalah manusia yang tersesat.

Baca Juga


Imam Syafi'i dalam Kitab Ar-Risalah dari Tahqiq dan Syarah Syekh Ahmad Muhammad Syakir yang diterbitkan Penerbit Buku Islam Rahmatan menukil sejumlah ayat Alquran. Untuk menjelaskan wajibnya manusia mentaati Rasul-Nya.

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS Al Ahzaab: 36).

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS An-Nisaa: 59).

Dalam Kitab Ar-Risalah ini dijelaskan, sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Ulil Amri (pemegang wewenang) di sini adalah para panglima pasukan Rasulullah SAW. Demikianlah yang dikabarkan kepada kami.

Pendapat inilah yang paling mendekati maksud Allah, karena setiap orang Arab di sekeliling Makkah belum mengenal kepemimpinan formal serta menganggap aneh orang yang patuh kepada sebagian orang yang lain.

Ketika mereka patuh kepada Rasulullah SAW, mereka menganggap kepatuhan itu tidak pantas diberikan kecuali kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu, mereka diperintahkan untuk taat kepada Ulil Amri yang diangkat oleh Rasulullah SAW, bukan secara mutlak tetapi dengan pengecualian menyangkut hak dan kewajiban mereka.

Insya Allah seperti inilah yang dimaksud Allah dari lafazh Ulil Amri. Namun jika kalian berlainan pendapat dengan Ulil Amri, maka kembalilah kepada Allah yakni Alquran dan Rasul-Nya yakni sunnah.

"Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS An-Nisaa: 69).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler