Presiden Pantau Vaksinasi 49 Ribu Pelajar di 14 Provinsi

Jokowi berpesan agar vaksinasi ini tak hanya diberikan kepada para pelajar.

ANTARA/Rony Muharrman
Seorang pelajar memperlihatkan kartu vaksinasi usai mendapatkan suntikkan vaksin Covid-19 di SMAN 1 Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (14/7). Pemerintah Provinsi Riau bersama Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar vaksinasi massal untuk pelajar untuk mendukung serta mempercepat program vaksinasi nasional.
Rep: Dessy Suciati Saputri  Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memantau kegiatan vaksinasi Covid-19 secara daring yang diberikan kepada 49 ribu pelajar baik SMP maupun SMA di berbagai daerah. Vaksinasi para pelajar ini dilaksanakan di 14 provinsi, yakni di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.


“Hari ini akan divaksinasi 49 ribu anak di 15 ribu pelajar SMP, 15 ribu pelajar SMA, dan nanti juga door to door 19 ribu,” ujar Jokowi saat meninjau vaksinasi Covid-19 secara daring di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/7).

Jokowi berpesan agar vaksinasi ini tak hanya diberikan kepada para pelajar. Para guru, karyawan, dan petugas di berbagai lembaga pendidikan juga harus mendapatkan vaksinasi Covid-19 untuk mengantisipasi diselenggarakannya pelajaran tatap muka serta untuk mempercepat tercapainya kekebalan komunal di Indonesia.

“Kita ingin mendorong agar vaksinasi ini semua bisa dipercepat sehingga bisa tercapai kekebalan komunal dan kita terhindar dari Covid-19,” ucapnya.

Presiden juga menyempatkan diri untuk berbincang dengan sejumlah pelajar melalui video conference. Dalam dialognya itu, ia menanyakan kepada para pelajar apakah suntikan vaksin Covid-19 menyakitkan. Para pelajar itupun kemudian menjawab satu per satu bahwa suntikan vaksinasi tak menyakitkan.

Kepada para pelajar, Jokowi berpesan jika nantinya sekolah tatap muka sudah mulai digelar kembali, para pelajar harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Baik memakai masker, menjaga jarak dengan teman, dan juga rajin mencuci tangan. “Harus disiplin semua karena pandemi Covid-19 belum berakhir,” tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga menjelaskan terkait pemberlakukan PPKM Darurat di sejumlah daerah. Kebijakan ini diberlakukan untuk membatasi interaksi dan juga mobilitas masyarakat sehingga mampu menekan penyebaran virus corona.

“Dalam teorinya kalau mobilitas turun, interaksi antar orang turun, penyebaran juga dipastikan akan turun, sehingga semua negara ada yang melakukan lock down, ada yang melakukan pembatasan ketat, ada yang melakukan PPKM mikro, caranya macam-macam,” jelas Jokowi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler