Masyarakat Berperan Tekan Covid-19 Klaster Keluarga

Satgas mengimbau, segera mandi setelah pulang usai aktivitas di luar rumah.

Republika
Klaster keluarga Covid-19
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, peningkatan kasus yang tajam sebagian besar terjadi akibat penularan di tingkat keluarga. Masyarakat memiliki peran besar untuk menekan kasus di tingkat tersebut.


"Untuk itu, saya perlu menegaskan bahwa peran masyarakat sangat besar dalam menekan klaster keluarga," kata Wiku dalam konferensi pers bertajuk "Perkembangan Penanganan Covid-19 Di Indonesia" yang dipantau via daring di Jakarta, Kamis (15/7).

Selama satu pekan PPKM Darurat dilaksanakan, Wiku mengatakan, memang sudah mulai terjadi penurunan mobilitas di masyarakat, baik ke tempat kerja, tempat umum, tempat wisata, dan stasiun. Namun, penurunan mobilitas itu belum cukup untuk menurunkan angka kasus, mengingat selama beberapa hari terakhir terus meningkat, bahkan mencapai lebih dari 50 ribu pasien per harinya.

Karena itu, dia meminta masyarakat untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. "Khusus di dalam rumah, protokol kesehatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain segera mandi setelah pulang usai aktivitas di luar rumah, rutin membersihkan rumah dengan disinfektan, rajin mencuci tangan selama 20 detik," ujarnya.

Dia mengatakan, protokol kesehatan di dalam rumah itu merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencegah munculnya klaster keluarga. "Saya juga meminta seluruh elemen masyarakat untuk secara bersama-sama menegakkan kedisiplinan protokol kesehatan melalui posko di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian penularan di tingkat mikro, yaitu lingkungan keluarga, dapat dicegah," kata Wiku.

Dia menyebut, pemerintah sedang berupaya menambah jumlah tenaga kesehatan dalam rangka mengatasi pandemi. "Penambahan tenaga kesehatan menjadi fokus perbaikan penanganan yang dilakukan pemerintah," ujar Wiku.

Dia mengatakan, kebutuhan tenaga kesehatan itu akan diisi oleh mahasiswa tingkat akhir dan perawat yang belum melewati ujian kompetensi (ukom), namun dengan supervisi dari perawat senior. Untuk penambahan dokter, pemerintah akan menarik dokter yang telah menyelesaikan masa studi internship. "Sementara peningkatan ketersediaan sumber daya penunjang, seperti oksigen dan obat-obatan juga akan dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur kementerian lembaga dan TNI-Polri terkait dalam pengadaan dan distribusinya, mengacu pada estimasi kebutuhan provinsi," ujarnya.

Kendati demikian, Wiku mengatakan, dampak penurunan kasus dari berbagai upaya yang tengah dilakukan itu akan sulit terlihat apabila masyarakat tidak turut serta untuk menekan penularan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler