Tahan Serbuan Taliban, Afganistan Berlakukan Jam Malam

Pemerintah Afghanistan memberlakukan jam malam di 31 dari 34 provinsi.

Al Jazeera.com
Pasukan Taliban bersiap untuk melakukan pertempuran di distrik Ghorband di provinsi Parwan, Afghanistan.
Rep: Lintar Satria Zulfikar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL -- Pemerintah Afghanistan memberlakukan jam malam di 31 dari 34 provinsi. Tujuannya untuk menahan Taliban yang semakin banyak mengusai daerah di negara tersebut. Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan jam malam mulai berlaku dari pukul 22.00 hingga 04.00 pagi.

Baca Juga


Selain di Ibukota Kabul kebijakan ini juga diberlakukan di provinsi  Nangarhar and Panjshir. Ahad (25/7) Yeni Safak melaporkan juru bicara Kementerian Dalam Negeri Ahmad Zia Zia meminta warga untuk tidak pergi keluar rumah di jam malam.

Pemerintah segera mengerahkan petugas untuk menegakan peraturan jam malam. Kebijakan ini diambil setelah Taliban merebut hampir 200 distrik sejak bulan Mei lalu ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Demi menahan serbuan Taliban, pasukan Afghanistan juga mengintensifkan serangna udara dan darat. Dalam cicitannya di media sosial Twitter Sabtu (24/7) kemarin, Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan sudah 262 anggota Taliban tewas dan 176 lainnya terluka dalam operasi-operasi Pasukan Pertahanan dan Keamanan Afghanistan (ANDSF).

 

"Di provinsi Laghman, Nangarhar, Nuristan, Kunar, Ghazni, Paktia, Kandahar, Herat, Balkh, Jowzjan, Helmand, Kunduz dan Kapisa selama 24 jam terakhir, sebanyak 21 bahan peledakan juga ditemukan dan dijinakan," kata Kementerian Pertahanan Afghanistan.

Sementara itu Taliban mengeluarkan peringatan atas serangan udara yang dilancarkan pasukan AS untuk membantu Afghanistan. Kelompok pemberontak itu juga mengungkapkan ketidakyakinan mereka pada 'strategi' Presiden Ashraf Ghani membawa perdamaian dan ketertiban selama enam bulan kedepan. 

Pekan lalu Ghani mengatakan strategi untuk menciptakan Afghanistan yang aman dirusak oleh Taliban yang tidak bersedia berdamai. Pernyataan ini Ghani sampaikan dalam ceramah Idul Adha usai mendoakan para korban serangan roket.

Ia meminta masyarakat seluruh Afghanistan mendukung demokrasi. Ghani mengatakan masyarakat Afghanistan harus mendukung pasukan keamanan selama enam bulan kedepan untuk menunjukan ke Taliban apa yang negara itu inginkan. 

 

"Taliban tidak memenuhi janji mereka, mereka tidak hadir dalam perundingan, tapi mereka berbicara melalui 'pedang," kata Ghani. n Lintar Satria 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler