Wafatnya Ulama Termasuk Tanda Kiamat, Ini Penjelasannya

Wafatnya ulama menjadi salah satu tanda dekatnya kiamat

Antara/Irwansyah Putra
Wafatnya ulama menjadi salah satu tanda dekatnya kiamat. Ilustrasi ulama
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Angka kematian akibat Covid-19 terus bertambah. Bahkan beberapa hari terakhir kabar duka orang-orang meninggal setelah terpapar virus Covid-19 semakin sering terdengar.

Baca Juga


Termasuk kabar duka sejumlah ulama di Tanah Air yang wafat setelah terinfeksi Covid-19. Apakah ini semua pertanda semakin dekatnya kiamat? 

Cendekiawan Muslim yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, mengingatkan umat untuk bermuhasabah dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. 

Menurutnya kondisi yang terjadi saat ini merupakan proses pembelajaran bagi setiap manusia khususnya bangsa Indonesia agar dapat menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. 

Melaksanakan perintah agama dan meninggalkan segala yang dilarang agama. Selain itu menurutnya pandemi Covid-19 telah mengajarkan setiap orang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan melepaskan ego diri atau kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok. Sebab menurutnya Alquran juga telah menjelaskan bahwa setiap kerusakan di muka bumi tidak lepas dari ulah tangan manusia.

Prof Nasaruddin mengatakan Rasulullah telah menginformasikan tentang tanda-tanda kecil semakin dekatnya kiamat. Di antaranya adalah meninggalnya para ulama dan merebaknya penyakit menular. 

Meski demikian tidak satu pun orang mengetahui kapan terjadinya kiamat. Karena itu, Prof Nasaruddin mengajak umat untuk bermuhasabah dan memohon ampun kepada Allah. 

"Ada hadits nabi, matinya seorang ulama itu lebih buruk daripada hilangnya sebuah etnik atau suku. Jadi ini juga salah satu tanda-tanda kecil hari kiamat sudah akan tiba itu merebaknya penyakit menular secara massif yaitu namanya epidemi, epidemi makin merajalela," kata Prof Nasaruddin bebrapa waktu lalu.  

Prof Nasaruddin mengajak umat untuk membangun kesadaran kolektif memperbanyak zikir, istighasah, membaca qunut nazilah, berdoa bersama keluarga, memperbanyak shalat sunnah, menjalin silaturahim, muhasabah dan muraqabah.  

Prof Nasaruddin menyeru umat menggapai cinta Allah yang Mahamengendalikan segala sesuatu. Sebab menurutnya tak ada satu makhluk pun tega untuk menyakiti orang-orang yang menjadi kekasih Allah SWT.   

"Kalau kita mencintai Allah secara maksimum, tawakal secara penuh kepada Allah sampai ke tingkat taslim maka seluruh makhluk itu akan cinta kepada kita juga kan?," katanya.     

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler