Permintaan Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Garut Tinggi

Setelah dibuka layanan vaksin di Puskesmas antusias masyarakat untuk divaksin tinggi.

Dok DD
Petugas menyiapkan vaksin untuk disuntikkan kepada warga yang datang ke Puskemas untuk mendapatkan vaksinasi Covid 19 (ilustrasi)
Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat menyampaikan permintaan masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) cukup tinggi akibatnya banyak yang tidak terlayani karena stok dosis terbatas. "Sekarang sering dapat laporan vaksin sudah habis, padahal masyarakat banyak yang belum tervaksin karena sudah melebihi kuota vaksin," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani di Garut, Rabu (28/7).

Baca Juga


Ia menuturkan sejumlah puskemas di Kabupaten Garut sudah bisa melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk kalangan masyarakat umum. Setelah dibukanya pelayanan vaksin di Puskesmas, kata dia, antusias masyarakat yang ingin divaksin cukup tinggi melebihi jatah yang tersedia di Puskesmas sebanyak 100 dosis."Sekarang itu kalau targetnya 100 yang datang lebih, sekarang sering dapat laporan vaksin sudah habis, padahal masyarakat banyak yang belum tervaksin karena sudah melebihi kuota vaksin," katanya.

Ia mengungkapkan kondisi di lapangan memang masih ada masyarakat yang belum bersedia divaksin, namun secara umum justru banyak masyarakat yang berdatangan ke puskesmas untuk divaksin Covid-19. "Sebetulnya masyarakat itu sudah antusias walau masih ada yang menolak," katanya.

Menurut dia tingginya permintaan masyarakat untuk divaksin itu karena dampak dari banyaknya kasus penularan Covid-19 di Garut. Bahkan ada yang sampai meninggal dunia akibatnya warga takut hingga akhirnya mau divaksin.

Leli mengungkapkan hasil laporan di lapangan warga yang sudah mendapatkan vaksin lebih kecil risiko terpapar Covid-19. Adapun yang terpapar gejalanya tidak berat. "Yang sudah divaksinasi terpapar Covid-19 sangat sedikit, dan yang terpapar juga tidak dengan gejala berat, kebanyakan sedang dan tanpa gejala," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler