Seperti di Penjara, Para Atlet Belanda Protes di Lobi Hotel

Mereka protes karena kamar yang dijadikan tempat isolasi kurang dapat udara segar.

EPA
Logo Olimpiade Tokyo 2020.
Rep: Eko Supriyadi Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Atlet Belanda di Olimpiade 2020 Tokyo harus menjalani karantina di hotel, setelah terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, mereka melakukan protes karena kamar yang dijadikan tempat isolasi kurang mendapatkan udara segar.

Keenam anggota tim Belanda yang diisolasi, akhirnya turun ke lobi hotel. Atlet taekwondo Reshmi Oogink, bahkan menyebut mereka serasa di penjara Olimpiade. Atlet yang tampil di Olimpiade Tokyo ini memang setiap hari menjalani tes, dan jika positif akan diisolasi atau dirawat di rumah sakit.

Oogink, yang akan bertanding dalam kategori +67 kg, mengatakan, dirinya dan rekan-rekannya seperti dikurung selama beberapa hari tanpa udara segar. Mereka hanya bisa meninggalkan kamar untuk mengambil makanan yang setiap hari sama.

''Napi baru di penjara Olimpiade. Saya punya teman baru bernama bob. Dia siap bertarung,'' ujar Oogink, dikutip dari Japantoday, Kamis (29/7).

Pemain skateboard jalanan Belanda, Candy Jacobs, mengaku dirinya masih dinyatakan positif setelah delapan hari melakukan isolasi. Ia mengatakan, menghirup udara segar untuk pertama kalinya adalah momen paling menyedihkan dan terbaik dalam hidupnya.

''Kemarin kami mogok, karena kami butuh udara luar, karena tidak ada yang bisa dibuka. Jendelanya tertutup, pintunya tidak pernah terbuka. Itu tidak boleh,'' kata Jacobs.

Menurut penyelenggara Olimpiade Tokyo, dari 124 ribu tes yang dilakukan terhadap atlet dan ofisial bulan ini, hanya ada 22 kasus yang terkonfirmasi positif. Angka tersebut tidak termasuk dalam tes di bandara.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler