Pengalaman Kami Isolasi Mandiri Karena COVID-19

Ini pengalaman penyintas covid-19 saat dinyatakan positif dan isolasi mandiri

Isolasi Mandiri (Isoman) Covid-19
Rep: Muhammad Bambang Red: Retizen

Beberapa hari ini kami harus isoman karena terpapar COVID-19. Alhamdulillah sekarang kami sekeluarga sudah membaik keadaannya. Kali ini saya akan berbagi pengalaman kala kami terpapar COVID-19. Sengaja saya menggunakan kata kami, karena kami yang sekarang dirumah bertiga qadarullah semua terpapar COVID-19.


Kami merasakan batuk-batuk dan badan merasa meriang. Akhirnya kami test swab PCR. Baru besuknya hasilnya keluar dan dinyatakan positif. Akhirnya kami mengambil langkah-langkah yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang terpapar COVID-19, yaitu :

1. Setelah mendapat kepastian dari hasil tes, maka hal pertama yang dilakukan adalah menata pikiran.

Jauh sebelum COVID-19 merebak pun, kami menyadari bahwa sebagai keluarga nakes ada resiko berpotensi besar terpapar COVID-19. Istri saya seorang dokter spesialist radioloagi, tentunya tak lepas dari penanganan pasien COVID-19. Kami bertawakal atas semua ini karena Semua berjalan atas kehendak Allah, tidak ada yang salah juga tidak ada kambing hitam, yang ada adalah ketentuan Allah Ta’ala. Kami berusaha menerima taqdir dengan penuh lapang dada, dan terus membesarkan diri bahwa hanya Allah yang kuasa menyembuhkan sebagaimana Allah pula yang telah mentaqdirkan.

2. Langkah berikutnya kami mendongkrak imun kami dengan makanan maupun minuman yang bergizi.

Bagaimanapun menjadi imun atau badan tetap sehat juga dianjurkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa makan itu untuk memenuhi kebutuhan bukan menuruti selera atau kepuasan.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Tiada tempat yang paling buruk yang dipenuhi oleh manusia daripada perutnya. Cukup bagi manusia beberapa suap saja untuk menegakkan tulang belakangnya, dan jika tidak maka sepertiga ( dari perutnya ) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim. Imam Tirmizi)

Walaupun nafsu makan berkurang, namun makan bukan sekedar menuruti nafsu tetapi memenuhi kebutuhan tubuh kita akan asupan gizi.

3. Karena istri dokter maka kami untuk urusan obat dan pengobatan melalui satu pintu yaitu istri. Istri yang komunikasi dengan rumah sakit dan dokter lainnya.

4. Kami selalu menanamkan keyakinan bahwa setiap penyakit ada obatnya.

5. Kami menjaga diri agar tidak menjadi media penyebaran kepada orang di sekitar kami. Jadi kami lapor kepada Ketua RT dan tentunya istri selaku dokter harus lapor kepada instasi tempatnya bekerja.

Kami menyadari bahwa COVID-19 bukan aib yang harus disembunyikan, namun cobaan yang harus dilawan secara bersama-sama.

Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mensuport kami dengan mengirimkan menu makan, buah, herbal, obat dll.

Do’a kami semoga Allah membalas kebaikan mereka dengan kebaikan dunia dan akhirat.

Tentunya dengan bantuan dari sobat-sobat yang ringan tangan, kami sangat terbantu dalam menghadapi COVID-19. Tentunya empati dari sobat-sobat yang ringan tangan tadi memberikan energi tersendiri untuk segera pulih.

6.Tidak perlu panik, dan terus berusaha fokus bertawakal kepada Allah, berusaha berbaik sangka bahwa apapun yang terjadi maka itu pilihan Allah, maka Allah tiada pernah mengecewakan atau menzolimi hamba-Nya.

Kami berusaha untuk terus meruqyah diri sendiri dengan dzikir, dan membaca Al Qur’an, percayalah bahwa ruqyah adalah obat paling manjur untuk menawarkan penyakit anda.

Karena dengan ruqyah akan dapat mendatangkan ketenangan batin pada kita yang sedang menderita fisik, yang akhirnya akan merasakan damainya hati ketika kita mengetuk pintu Allah.

7. Tidak perlu ekspos secara luas bahwa anda sedang terpapar covid, apalagi sampai mengadu ke semua atau banyak orang yang anda kenal. Kalau memang harus mengadu, maka mengadulah kepada Allah.

Karena banyak orang yang bila mengetahui anda terpapar, akan sering menghubungi anda menanyakan kondisi anda, via telp, WA, atau lainnya, akibatnya anda kurang istirahat dan tanpa sadar terjatuh dalam keluh kesah.

Bila anda perlu menyampaikan kondisi anda, maka sampaikan kepada tenaga medis yg peduli dengan anda atau berkenan membantu anda, sehingga anda mendapat saran yang bermanfaat.

8. Tetap berusaha melatih pernapasan dengan senam ringan.

9. Alhamdulillah tanda-tanda mulai sembuh maka kami menyadari bahwa semua itu karunia Allah bukan karena kehematan usaha anda, maka kami mensyukuri dan memuji Allah Ta’ala yang telah menyembuhkan kami.

Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat.

sumber : https://retizen.id/posts/12479/pengalaman-kami-isolasi-mandiri-karena-covid-19
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler