Dituduh Picu Covid Delta, Perempuan Tua di China Ditangkap

Seorang perempuan tua asal Nanjing China ditangkap usai perjalanan tanpa melapor.

EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Pria yang mengenakan masker berjalan di stasiun kereta api di Shanghai, China, 29 Juli 2021. China melaporkan 24 kasus baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal, menurut Komisi Kesehatan Nasional. Lebih dari 170 orang telah didiagnosis dengan varian delta. Wabah utama terjadi di kota timur Nanjing, di Provinsi Jiangsu.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang perempuan lanjut usia asal Nanjing ditangkap polisi di Yangzhou, Provinsi Jiangsu, China atas tuduhan sebagai pemicu wabah Covid-19 varian delta.

Baca Juga


Biro Keamanan Publik Kota Yangzhou, Selasa (3/8), menyatakan, perempuan bermarga Mao itu melanggar regulasi antipandemi dan undang-undang pencegahan penyakit menular hingga menyebabkan 94 warga setempat, termasuk adik perempuannya, terinfeksi Covid-19 varian delta. Ia melakukan perjalanan sejauh 100 kilometer dari Nanjing menuju rumah adiknya itu di Yangzhou tanpa melapor kepada penjaga permukiman yang dituju.

Mao meninggalkan rumahnya di Nanjing pada 21 Juli menuju Yangzhou. Otoritas lokal mengeluarkan surat pemberitahuan bahwa warganya harus melaporkan riwayat perjalanan selama 21-27 Juli. Namun,Mao tidak melakukannya, demikian dinyatakan Biro Keamanan Publik yang bertindak sebagai kepolisian itu.

Selama di Yangzhou, Mao mengunjungi beberapa fasilitas publik, seperti restoran, toko, klinik, komunitas permainan catur, dan pasar hingga menyebabkan penularan varian delta. Sekitar 64 persen kasus varian delta di Yangzhou terkait dengan tempat-tempat itu, menurut hasil survei statistik epidemiologi yang dikutip media China.

Mulai Selasa (3/8) tengah malam, penduduk Yangzhou menjalani tes PCR. Di bawah penjagaan ketat, mereka dilarang keluar rumah agar penyebaran varian delta tidak meluas. Semua calon penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Yangzhou dan Stasiun Nanjing diwajibkan menunjukkan hasil negatif tes PCR.

Sebelumnya, 31 provinsi di China mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya untuk menghindari paparan virus varian delta yang lebih cepat menular. Varian delta pertama kali ditemukan di Guangzhou, Provinsi Guangdong, pada Mei, namun berhasil diatasi dalam tempo sekitar satu bulan.

Pada Juli, kasus varian delta yang lebih masif ditemukan di Nanjing dan sampai saat ini telah merambah 18 provinsi di China. Penyebaran varian delta klaster Nanjing yang meluas itu terjadi karena bersamaan dengan musim libur sekolah akhir semester.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler